SISTEM KOORDINASI (REGULASI)
Sistem Koordinasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengendalikan
kerja organ-organ tubuh supaya dapat melaksanakan fungsi tertentu dengan baik
dan teratur. Sistem Koordinasi atau Sistem Regulasi pada manusia
meliputi:
A.
SISTEM SARAF
Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu:
·
Reseptor
·
Sistem saraf
·
Efektor
Sistem saraf Termasuk sistem pengendali Merupakan rangkaian organ yang
kompleks membentuk sistem terdiri dari jaringan saraf. Jaringan saraf tersebar
di seluruh jaringan tubuh. Sistem informasi Gambar . Beberapa rangsangan
data, yang terintegrasi, berfungsi
menerima mengolahnya, menentukan respon dan memberi perintah ke setiap organ
tubuh untuk melakukan tindakan yang penting demi keadaan homeostasis
1. Sel-sel saraf (Neuron)
Neuron merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan
merespon rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada kondisi
yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat diperbaiki.
a. Struktur
Neuron
Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu
dengan yang lain, yaitu badan sel (soma / perikarion), dendrit (uluran pendek),
dan akson (uluran panjang). Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsang). Satu
sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Gambar Bagian-bagian sel
1) Badan Sel
Badan
sel mengandung nukleus (inti sel) dan nukleolus
(anak inti sel). yang dikelilingi oleh sitoplasma granuler. Sitoplasma
badan sel juga mengandung badan Niss1 (substansi
kromatik) dan neurofibril (fibril/
serat yang ramping pada badan neuron). Badan Niss1 akan tampak dengan mikroskop
elektron seperti retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu
dengan yang lainnya. Badan Niss1 mengandung protein yang digunakan untuk
mengganti protein yang habis selama metabolisme. Protein ini juga digunakan untuk
pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf dari sistem saraf perifer.
Neurofibril merupakan fibril
yang berbentuk ramping dan panjang , serta terdiri dari mikrotubulus umumnya.
Neurofibril diduga memiliki peranan dalam pengangkutan nutrien dan penyokong
sel.
Lokasi badan sel terletak di
sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak di sistem saraf
perifer. Di sitem saraf pusat, badan sel neuron berkelompok menjadi nukleus. Nukleus ini tidak ada
kaitannya dengan nukleus sel (hanya merupakan istilah ). Sementara itu, badan
sel yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya disebut ganglion.
2) Dendrit
Dendrit merupakan uluran pendek yang bercabang-cabang dan
keluar dari badan sel. Dendrit mengandung badan Niss1 dan organel. Pada umumnya
neuron terdiri dari beberapa dendrit. Dendrit tidak mengandung selubung mielin
(selubung lemak) maupun neurolema (selubung yang menyelubungi selubung mielin).
Secara fungsional, dendrit menghantarkan impuls ke arah badan sel.
3) Akson
Akson
merupakan suatu uluran panjang dari
badan sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls menjauhi badan
sel. Akson memiliki ciri tipis dengan bentuk panjang dan mengandung
neurofibril, tetapi tidak mengandung badan Niss1 sehingga tidak terlibat dalam
sintesis protein.
Kebanyakan akson diselubungi oleh substansi lemak berwarna
putih kekuningan yang disebut selubung
mielin. Akson yang
dibungkus selubung mielin disebut akson
bermielin, sedangkan akson yang tidak diselubungi mielin disebut akson telanjang. Di tempat tertentu
ada akson yang tidak dibungkus selubung mielin yang disebut simpul Ranvier (nodus Ranvier). Selubung mielin
berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan luka,
memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannya impuls.
Selubung
mielin pada sistem saraf perifer dibentuk dari sel Schwann. Mula-mula sel
Schwann membungkus sepanjang dan sekeliling akson yang kemudian membungkusnya
berkali-kali. Proses pembungkusan ini disebut mielinasi yang ditandai oleh adanya lapisan konsentrik dari
membran plasma sel Schwann yang mengelilingi akson. Lilitan yang kencang dari
membran inilah yang dikenal dengan nama selubung mielin. Tebalnya selubung
mielin tergantung dari jumlah lilitan. Bagian dari sel Schwann yang
menyelubungi selubung mielin disebut neurolema
atau disebut juga selubung
Schwann. Neurolema hanya
menyelubungi akson sistem saraf perifer. Fungsi neurolema adalah membantu
proses regenerasi akson yang luka.
Akson
dari sistem saraf pusat kadang-kadang memiliki selubung mielin, tetapi
dapat juga tidak berselubung mielin. proses penyelubungan di sistem saraf pusat
dilakukan oleh oligodendrosit (kumpulan beberapa dendrit) dengan cara yang sama
seperti penyelubungan oleh sel Schwann.
Gambar Pembentukan selubung meilin
b. Macam-Macam
Neuron
Neuron dapat diklasifikasi
menjadi:
1) Berdasarkan
fungsinya, yaitu:
Berdasarkan
fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu neuron sensorik,
neuron motorik, dan neuron konektor.
Gambar Neuron sensorik
(a), neuron motorik (b) dan neuron konektor (c)
Gambar Neuron
a) Sel saraf sensorik, adalah
sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
b)
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan
rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan
berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c)
Sel saraf penghubung/konektor, adalah sel saraf yang berfungsi
menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak
ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah
sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya
saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis
ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan
kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim
kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada
sinapsis.
·
Sinaps aksosomatik (axosomatic
synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari satu neuron dengan
badan sel dari neuron lain.
·
Sinaps aksondendritik (axodendritik
synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari neuron yang satu
dengan dendrit dari neuron lain.
·
Sinaps aksoaksonik (axoaxonic
synaps), yaitu sinaps yang terletak
antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
Gamba . sinapsis
2)
Berdasarkan jumlah uluran
Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron
unipolar, bipolar, dan multipolar.
{ Neuron unipolar, hanya
memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya neuron sensorik
unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
{ Neuron bipolar, memiliki
dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk lonjong dan
ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada retina
(mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
{ Neuron
multipolar, memiliki satu akson dan
beberapa dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak terdapat di
dalam tubuh dibandingkan dengan neuron unipolar atau bipolar. Contoh neuron
multipolar adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Gamar macam-macam neuron berdasarkan jumlah uluran
3) Berdasarkan strukturnya, yaitu:
Dibedakan
menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar.
{ Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu buah
akson yang bercabang.
{ Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu
akson dan satu dendrit.
{ Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu
akson dan sejumlah dendrit.
Gambar Pembagian sel
neuron
c.
Fungsi sel saraf
o Merespon perubahan lingkungan
(iritabilitas).
o Membawa impuls-impuls saraf (pesan)
ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).
o Bereaksi aktif terhadap rangsang yang
datang berupa gerakan pindah atau menghindar.
2. Otak
Otak
mempunyai lima bagian utama, yaitu:
Z
otak besar (serebrum)
Z
otak tengah (mesensefalon)
Z
otak kecil (serebelum)
Z
sumsum lanjutan (medulla oblongata)
Z
jembatan varol. Merupakan pusat kendali tubuh
Z
Bobot + 2% dari total BB (+1-1,5
kg)
Z
Memerlukan 20% dari oksigen dalam
tubuh
Z
Terdiri dari batang otak, serebrum,
serebelum
Z
Terdapat jaringan kelabu (gray
matter) dan putih (white Gambar Otak
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi
esensial yaitu:
1) badan
sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) serabut
saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3)
sel-sel neuroglia, yaitu jaringan
ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Gambar Substansi kelabu dan putih
a.
Otak besar (Cerebrum)
Otak besar
mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak.
Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima
rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang
berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
Gambar
otak besar
Cerebrum
atau korteks adalah
bagian terbesar dari otak manusia, yang berhubungan dengan fungsi otak yang lebih tinggi seperti pikiran dan tindakan. Korteks serebral dibagi menjadi empat bagian, yang disebut "lobus": lobus frontal, lobus parietal, lobus
oksipital, dan lobus
temporal.
Fungsi Lobus sebagai berikut:
¬
Lobus
frontal-terkait
dengan penalaran, perencanaan, bagian bicara, gerakan,
emosi, dan pemecahan masalah
¬
Lobus
parietal-terkait dengan
gerakan, persepsi, pengenalan
orientasi, dan rangsangan
¬
Lobus
oksipital-terkait
dengan pemrosesan visual
¬
Lobus
temporal-terkait
dengan persepsi dan pengenalan rangsangan pendengaran, memori, dan bicara.
Gambar Pembagian fungsi otak
yang berada dibelahan (hemisfer) otak besar.
Beberapa bagian dari hemisfer
mempunyai tugas yang berbeda terhadap informasi yang masuk adalah sebagai
berikut.
(1)
Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
(2)
Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari
penglihatan.
(3)
Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta
berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
(4)
Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan
perencanaan kegiatan manusia
b. Otak tengah (mesensefalon)
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Gambar Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata
d.
Brainstem (Batang Otak)
Batang otak (brainstem) berada di dalam tulang
tengkorak atau rongga kepala bagian dasar dan memanjang sampai ke tulang
punggung atau sumsum tulang belakang. Bagian otak ini mengatur fungsi dasar
manusia termasuk pernapasan, denyut jantung, mengatur suhu tubuh, mengatur
proses pencernaan, dan merupakan sumber insting dasar manusia yaitu fight or flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya.
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh karena
itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil mengatur
“perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda akan merasa
tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda kenal terlalu dekat
dengan anda.
Batang Otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a) Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi
dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,
mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
b) Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri badan menuju
bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol funsi otomatis
otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan pencernaan.
c) Pons merupakan
stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi
reticular. Pons yang menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
e.
Limbic System (Sistem Limbik)
Bagian
terpenting dari Limbik Sistem adalah Hipotalamus yang salah satu fungsinya
adalah bagian memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang
tidak. Gambar limbik
Sistem limbik
menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim
disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.
Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau
ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang
dan perilaku tulus lainnya.
f. Jembatan varol (pons varoli)
·
Jembatan varol berisi serabut
saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan
·
juga menghubungkan otak besar
dan sumsum tulang belakang.
g. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)
·
Sumsum sambung berfungsi
menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
·
Sumsum lanjutan menghubungkan
otak dengan sumsum tulang belakang
·
refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan.
·
Selain itu juga mengatur gerak
refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
h.
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
- Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
- Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
- Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.
- Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
- Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
- Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf).
- Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Gambar Penampang melintang sumsum
tulang belakang
3.
Sistem saraf sadar dan tak adar
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu
saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu
saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada
12 pasang yang terdiri dari:
1)
Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2)
Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan
12
3)
Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf
nomor 5, 7, 9, dan 10.
- Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher,
kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan
rongga perut.
- Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom.
- Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus
vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang
paling penting.
- 8 pasang saraf leher
- 12 pasang saraf punggung
- 5 pasang saraf pinggang
- 5 pasang saraf pinggul
- dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
1)
Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang
mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
2)
Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan Gambar saraf sadar dan tak sadar
3)
Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan
kaki.
b. Gerak
¬ Gerak biasa: Rangsang → reseptor → neuron sensorik →
otak → neuron motorik → efektor
¬ Gerak refleks : Rangsang → reseptor → neuron sensorik
→ neuron konektor atau interneuron (di otak atau di sumsum tulang belakang) →
neuron motorik → efektor
Lengkung
refleks adalah jarak tependek yang dilalui impuls untuk gerak refleks
Fungsi neuron sensorik pada lengkung refleks yaitu untuk menerima rangsang dari reseptor untuk diteruskan ke sumsum tulang belakang.
Fungsi neuron sensorik pada lengkung refleks yaitu untuk menerima rangsang dari reseptor untuk diteruskan ke sumsum tulang belakang.
Contoh Gerak refleks:
ü Jalannya saraf pada gerak mata bila terkena debu:
reseptor – neuron sensorik – interneuron di otak – neuron motorik – efektor.
ü Gerak reflek lutut (lutut dipukul): reseptor – neuron
sensorik – interneuron di sumsum tulang belakang – neuron motorik – efektor.
c. Prinsip penghantaran/penjalaran
impuls
ü Penghantaran impuls melalui neuron: karena adanya
perbedaan muatan listrik antara bagian luar dan bagian dalam membran serabut
saraf.
ü Penghantaran impuls melalui sinapsis: apabila impuls
telah sampai di ujung akson akan melepaskan zat neurotransmitter.
B.
GANGGUAN PADA SISTEM SARAF
- Stroke ( istilah lain
Cerebrovascular accident ( CVA ) atau Cerebral apoplexy ), adalah
kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah otak.
- Poliomielitis , penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang neuron-neuron motoris sistem
saraf ( otak dan medula spinalis ).
- Epilepsi, penyakit karena
dilepaskannya letusan-letusan listrik ( impuls ) pada neuron-neuron otak.
- Parkinson, penyakit yang
disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator dopamin pada dasar gangglion
dengan gejala tangan gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu
hilang sewaktu tidur ), sulit bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku
menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata sulit berkedip dan langkah
kaki menjadi kecil dan kaku.
- Transeksi , kerusakan atau
seluruh segmen tertentu dari medula spialis. Misalnya karena jatuh,
tertebak yang disertai dengan hancurnya tulang belakang.
- Neurasthonia, ( lemah saraf )
, penyakit ini ada karena pembawaan lahir, terlalu berat penderitanya,
rohani terlalu lemah atau karena penyakit keracunan.
- Neuritis, radang saraf yang
terjadi karena pengaruh fisis seperti patah tulang, tekanan pukulan, dan
dapat pula karena racun atau difisiensi vitamin B1, B6, B12.
- Amnesia, yaitu ketidakmampuan
seseorang untuk mengingat atau mengenali kejadian yang terjadi dalam suatu
periode di masa lampau. Biasanya kelainan ini akibat guncangan batin atau
cidera otak.
- Cutter, kelainan di mana
penderitanya selalu melukai dirinya sendiri pada saat depresi, stres, atau
bingung.
C.
SISTEM INDRA
Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi
sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan
sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca
indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran
dan keseimbangan (telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera
pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa (kulit).
Kelima alat indera
ini akan berfungsi dengan baik jika:
·
saraf-saraf yang berfungsi
membawa rangsangan bekerja dengan baik,
·
otak sebagai pengolah informasi
bekerja dengan baik,
·
alat-alat indera tidak
mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
1. Indera
Penglihatan (Mata)
Mata
adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya.
Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak.
Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga
otot penggerak mata, yaitu:
·
Muskulus rektus okuli medial
(otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
·
Muskulus obliques okuli
inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
·
Muskulus obliques okuli
superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang
berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi
untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan
muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang
berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator
palpebralis superior.
a.
Bagian-bagian
Mata
Gambar bagian-bagian
mata
Bola
mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu
sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau
selaput jala.
1)
Selaput putih
Selaput
putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat
tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari
selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan
membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
2)
Selaput hitam
Selaput
hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi
dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang
memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang
membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh
mata.
Iris
adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian
depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi
memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang,
yaitu warna mata biru, hitam, cokelat,
abu-abu, dan hijau.
abu-abu, dan hijau.
Pupil
adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup,
otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan
cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.
Lensa mata
berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu
kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).
Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak benda
yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas
disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat
dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak
titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
3)
Selaput Jala
Selaput
jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata
yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina
terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita
bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik
kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan
sel batang:
·
Sel kerucut berfungsi untuk
melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin.
·
Sel batang berfungsi untuk
melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata
yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi
penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika
kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat
melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di
tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan
antara iodopsin dan vitamin A. untuk
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya.
b.
Proses
melihat
Mata
bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh
benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka
mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah
sebagai berikut.
1)
Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap
oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil.
2)
Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata.
3)
Daya akomodasi pada lensa mata mengatur
cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
4)
Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel
kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
5)
Cahaya yang disampaikan ke otak akan
diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
c.
Gangguan
pada Mata
1)
Rabun Dekat
2)
Rabun Jauh
3)
Rabun jauh dan dekat
Rabun jauh
dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah
suatu keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya
usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata
ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di
atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu
jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat
dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung
dan cekung.
4)
Rabun Senja
Rabun senja
atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada
di tempat remangremang dan di malam hari. Gangguan ini
disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang
tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk. Orang yang
menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin A.
5)
Buta Warna
Buta warna
adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat
menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta
warna separuh. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih
saja (monokromat). Sedangkan buta warna separuh tidak bisa melihat warna
tertentu, yaitu merah (protanopia), biru (tritanopia), dan hijau
(deuteranopia).
6)
Katarak
Katarak
atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah
lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain
itu karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian
obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan
kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55
tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
7)
Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan
oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika penderitanya masih anak-anak,
maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi.
8)
Astigmatisme
Astigmatisme
atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa
mata atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan
permukaan kornea atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya
bila penderita melihat suatu kotak, garis-garis vertikal
terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas atau
sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silindris.
9)
Glaukoma
Tekanan di
dalam bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24
mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun.
Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina
sehingga menimbulkan kebutaan.
2.
Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga
merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang
suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara
20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi
menjaga keseimbangan tubuh manusia.
a.
Bagian-bagian
Telinga
Telinga
manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian
tengah, dan bagian dalam.
1)
Telinga bagian luar
Telinga
bagian luar terdiri atas:
·
Daun telinga, berfungsi untuk
menampung getaran.
·
Saluran telinga luar atau lubang
telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
·
Kelenjar minyak, berfungsi
menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
·
Membran timpani atau selaput
gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
2)
Telinga bagian tengah
Telinga
bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga
bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke
telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga
tulang pendengaran.
·
Saluran Eustachius, berfungsi untuk
mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan
di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga
supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan
terbuka jika kita menelan sesuatu.
·
Tulang pendengaran, berfungsi untuk
mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang
pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap
jorong.
3)
Telinga bagian dalam
Telinga
bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh
urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
·
Tingkap jorong, berfungsi menerima
dan menyampaikan getaran.
·
Rumah siput, berfungsi menerima,
memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di
dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf
pendengaran.
·
Tiga saluran setengah
lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga
keseimbangan.
b.
Proses
Mendengar
Suara
yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang
telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh
tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di
dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung
saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam
otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali
suara tersebut.
Selain
sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan.
Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga
saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel
rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel
rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan
ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.
c.
Gangguan
pada Telinga
Ada dua
penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf.
Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar
bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu
memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam
gangguan telinga, yaitu:
1)
Tuli, tuli ada dua macam yaitu:
·
Tuli konduktif, terjadi karena
gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah
yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang-
tulang pendengaran.
·
Tuli saraf, bila terjadi kerusakan
koklea atau saraf pendengaran.
2)
Ganguan telinga disebabkan oleh
luka pada telinga bagian luar yang telah
terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat
permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera
memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
3)
Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk
sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga
dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu.
4)
Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga
pecah. Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu
kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam,
misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh
gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga
sangat tipis sekali.
5)
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi
yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
6)
Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga
yang terjadi pada usia manula.
7)
Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian
dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.
3.
Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung
adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia
yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut
halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
¬ Sel penyokong
berupa sel-sel epitel.
¬ Sel-sel
pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel
pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan
mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih
lambat. Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau
kadarnya di udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang
lebih sensitif karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada
saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita.
Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir,
kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan
meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui
jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan
pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan
lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau.
Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu
hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran
dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera
pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan- kelainan itu antara lain
sebagai berikut.
¬ Anosmia,
ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung
karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
¬ Influenza,
karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga
menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
4.
Indera
Pengecap (Lidah)
Lidah
adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan.
Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh
dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat
reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap
atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang
terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki
tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak
kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang
terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua
bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa
tertentu. Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3
detik, tetapi adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4
jenis rasa utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain
seperti rasa coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai
rasa dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu
bila kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan
mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Tabel Letak kuncup pengecap rasa pada lidah
Rasa
|
Letak Kuncup Pengecap
|
Manis
|
Ujung lidah
|
Asin
|
Samping lidah pada bagian ujung
|
Asam
|
Samping lidah pada bagian pangkal
|
Pahit
|
Pangkal lidah
|
Pada
saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil
dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada
papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan
pada lidah bisa disebabkan
oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga
lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat
permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian
tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau
kekurangan vitamin C.
5.
Indera Peraba (Kulit)
Selain
menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba.
Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan,
tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan
karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf
indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri
atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang
berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya
Ujung saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel meissner
|
Sentuhan
|
Selain
terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut.
Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda,
sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit
merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9
m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan
ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit
yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk,
telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu
daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna
netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat
mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara lain
sebagai berikut.
1) Jerawat
(acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah,
leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena
waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang
pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak
bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2)
Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan
kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh,
dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut,
dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
D.
SISTEM
HORMON
Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari
Gambar Lokasi kelenjar endokrin di dalam
tubuh manusia.
fungsinya
yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh,
proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Hormon akan
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan (stimulus). Hormon
tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya,
bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone
insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah yang tinggi,
hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan
lain-lain.
Di dalam
tubuh manusia ada beberapa jenis kelenjar endokrin, yakni kelenjar hipofisis,
tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar
pencernaan. Simak dan pahami uraian berikut.
1.
Kelenjar Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar
hipofisis terletak pada dasar otak dan di bawah kendali hipotalamus. Di dalam
tubuh, ukurannya lebih kurang sebesar kacang ercis. Kelenjar ini seringkali
disebut pula sebagai master of gland, sebab hormone yang dihasilkan
dapat memengaruhi fungsi endokrin yang lain.
Gambar letak Hipopisis
Berdasarkan
strukturnya, kelenjar hipofi sis terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian depan
(lobus anterior), bagian tengah (intermediet), dan bagian belakang (posterior).
Bagian tengahnya hanya dimiliki oleh bayi, sementara pada orang dewasa telah
hilang atau tinggal sisanya saja. Oleh karena itu, pada orang dewasa,
kelenjar hipofisis hanya tersusun dua bagian saja yakni bagian depan dan bagian
belakang. Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofi sis tersebut.
Hipofisis (Yunani hypo,
dibawah, + physis,
pertumbuhan), atau Kelenjar Pituitari, beratnya sekitar 0.5 gram, dan
dimensi normalnya pada manusia sekitar 10 x 13 x 6 mm. Kelenjar ini berada di
rongga tulang sphenoid—sella turcica—. Selama embriogenesis, hipofisis berkembang sebagian dari ectoderm oral dan
sebagian lagi dari jaringan saraf. Komponen neural muncul sebagai sebuah evaginasi dari
dasar diencephalon dan tumbuh ke arah caudal sebagai batang tanpa
melepaskan diri dari otak.
Karena berasal dari dua sumber, hipofisis
sebenarnya terdiri dari dua kelenjar yang bersatu secara anatomis tapi
mempunyai fungsi yang berbeda:
·
neurohipofisis (bahasa Inggris: posterior pituitary, neurohypophysis, neural pituitary) yang
berkembang dari jaringan saraf, terdiri dari bagian yang besar, pars nervosa,
dan yang lebih kecil infundibulum.
Infundibulum terdiri atas stem dan eminentia mediana. Neurohipofisis merupakan
perpanjangan dari hipotalamus
yang terbentuk dari sekelompok akson dari hypothalamic neurosecretory neurons
yang berselingan dengan sel glia.
·
adenohipofisis (bahasa Inggris: anterior pituitary, adenohypophysis, glandular pituitary)
merupakan bagian dari hipofisis yang muncul dari oral ectoderm dan terdiri dari
tiga bagian: pars distalis, atau lobus anterior; bagian cranial, pars
tuberalis, yang mengelilingi infundibulum; serta pars intermedia.
Dari
studi mikroskopik terhadap adehipofisis, ditemukan tiga jenis sel yaitu asidofil, basofil
dan kromofob.
2.
Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar
hipofisis anterior berkembang dari lipatan langit-langit mulut yang tubuh ke
arah otak. Lipatan tersebut akhirnya kehilangan persambung an dengan saluran
pencernaan. Bagian depan kelenjar hiposifis ini menghasilkan banyak hormon.
Selain itu, berpengaruh juga terhadap berbagai macam organ
Gambar (a) Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. (b)
Hormon oleh kelenjar hipofisis posterior.
Di dalam
tubuh, berbagai hormon yang disekresikan kelenjar hipofi sis anterior ini hanya
digunakan dengan jumlah tertentu saja. Apabila terlalu berlebihan atau justru
kekurangan dapat memberikandampak yang tidak baik bagi tubuh. Misalnya saja,
kelebihan hormone somatotrof (hormon pertumbuhan) dapat menyebabkan pertumbuhan
raksasa (gigantisme). Selanjutnya, bila kelebihan tersebut
terjadi pada waktu dewasa dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak seimbang (akromegali),
seperti tulang muka, jari-jari tangan, dan kaki yang membesar. Sebaliknya, bila
sekresi hormon pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan terhambat atau
kekerdilan (kretinisme).
3.
Kelenjar Hipofisis Posterior
Kelenjar hipofi sis posterior
merupakan hasil dari perluasan otak. Tepatnya berasal dari perkembangan
tonjolan hipotalamus ke arah bawah, ke arah lipatan mulut yang membentuk bagian
anterior hipofisis. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini ada tiga, yakni
vasopresin (antidiuretic hormone = ADH), pretesin, dan oksitosin. Vasopresin
dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang
hilang dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut
berfungsi menaikkan tekanan darah dengan mengecilkan arteriol. Sementara, oksitosin
berperan dalam membantu proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin
juga membantu sekresi susu dari payudara ibu.
4.
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar
yang terletak pada leher, tepatnya pada laring. Kelenjar ini terdiri atas dua
lobus yakni sebelah kanan dan kiri laring. Beratnya sekitar 25 g dan kaya akan
darah. Hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin.
Hormon tiroksin terbentuk dari asam amino yang mengandung yodium.
Bagi tubuh, hormon ini berpengaruh dalam proses metabolisme sel. Selain itu,
hormon tersebut juga memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi
jaringan tubuh.
Beberapa penyakit manusia ada yang
disebabkan oleh kelenjar tiroid. Kondisi kelebihan hormon tiroid (hipertiroid)
dapat menimbulkan gejala hipermetabolisme (morbus basedowi),
dengan tanda-tanda meningkatnya detak jantung sehingga muncul gugup, napas
cepat dan tidak teratur, mulut menganga, dan mata melebar. Sementara itu,
apabila seseorang sebelum dewasa kekurangan hormon tiroid (hipotiroid),
tubuhnya dapat mengalami kretinisme (kerdil). Kretenisme
ditandai dengan fi sik dan mental penderita yang tumbuh tidak normal.
5.
Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)
Kelenjar
paratiroid terdiri atas empat struktur kecil yang terdapat pada permukaan
kelenjar tiroid. Hormon yang disekresikan kelenjar ini disebut parathormon
(PTH). Hormon parathormon berperan dalam pengaturan pemakaian ion
kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada jaringan.
Gambar Kelenjar tiroid dan paratiroid
Manusia
jarang mengalami hipoparathormon (kondisi kekurangan hormon parathormon).
Kalaupun mengalaminya, seseorang dapat kejang otot atau tetani.
Sedangkan hiperparathormon (kondisi kelebihan hormon parathormon) dapat
menimbulkan berba gai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk
abnormal. Selain itu, kadar ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke
air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu
ginjal sehingga menyumbat saluran air seni.
6.
Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar hasil penimbunan
hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan. Pada orang dewasa, kelenjar ini
tidak digunakan kembali.
7.
Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)
Kelenjar
adrenal (glandula adrenal) pada manusia berbentuk sepasang struktur
kecil yang terletak di ujung anterior ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing
struktur kelenjar ini memiliki dua bagian, yakni bagian luar (korteks) dan
bagian dalam (medula).
Bagian
korteks kelenjar adrenal menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin)
yang berpengaruh dalam penyempitan pembuluh darah sehingga
tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Hormon ini juga
berperan mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah).
Selain itu, hormon adrenalin bersama hormon insulin memengaruhi proses
pengaturan kadar gula dalam darah.
Penyakit
manusia yang disebabkan oleh kurangnya sekresi hormon ini adalah penyakit
Addison. Gejala yang timbul pada penderita penyakit ini antara lain
tekanan darah rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi
kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang.
Penderitanya dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau
intramuskular. Gambar 9.21 Kelenjar adrenal (anak ginjal) dan bagian-bagiannya
8.
Kelenjar Pankreas
Kelenjar
prankeas dinamakan juga kelenjar Langerhans atau pulau
Langerhans. Pulau Langerhans merupakan sekelompok kecil yang
tersebar di seluruh pankreas. Sel-sel pulau Langerhans tak
terkait dengan saluran pembawa getah pankreas yang
menuju duodenum. Namun, sel-sel kelenjar ini sangat kaya
akan pembuluh darah.
Gambar Pankreas menghasilkan enzim enzim
pencernaan dan hormon
Sekresi
yang dihasilkan dari kelenjar Langerhans yakni hormone insulin,
sebuah hormon berbentuk protein yang ditemukan oleh Dr. Frederick
Banting pada tahun 1922. Hormon insulin berperan saat proses
pengubahan gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di dalam
hati. Sehingga, oleh hormon tersebut, kadar gula darah menjadi turun.
Kekurangan hormon insulin pada seseorang dapat menyebabkan penyakit
diabetes melitus atau penyakit ken cing manis. Gejala penyakit
kencing manis ditandai dengan tingginya glukosa dalam darah yang
tinggi. Glukosa yang ada dalam tubuh penderita tidak diubah menjadi
glikogen dan lemak, justru sebaliknya glikogen dan lemak yang diubah menjadi
glukosa.
Selain
hormon insulin, kelenjar Langerhans juga memproduksi hormon guklagon.
Hormon guklagon hormon yang berperan dalam mengubah glikogen menjadi glukosa.
9.
Kelenjar Kelamin
Di dalam
testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau
androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap
proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan
sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak
laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah
bidang, dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya
kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan. Gambar Testis dan ovarium.
Sementara
itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan
oleh ovarium. Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh
hormon FSH. Hormon estrogen berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita,
seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan
rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen
juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.
Bagi
wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium,
menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu).
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
10. Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar
pencernaan merupakan kelenjar yang terdapat pada sa luran pencernaan. Misalnya
saja kelenjar pada lambung dan usus. Pada lambung, kelenjar mensekresikan hormon
gastrin, yaitu hormone yang berperan dalam sekresi getah lambung.
Sementara hormone sekretin dan hormon
kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus. Ma sing-masing
fungsi hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan getah empedu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar