SISTEM
GERAK MANUSIA
Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi
sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan
bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau
seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian
gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada
manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak
yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai
sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan
ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa
otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan
sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak
dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang
menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan
tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki
senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu
membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga
pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga
akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel
dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi)
dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi
semula)
A. ALAT GERAK
PASIF/TULANG
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton.
Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis:
a.
Eksoskeleton : Yaitu rangka
yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup.
b.
Endoskeleton : Yaitu rangka
yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup.
µ Struktur tulang:
Merupakan jaringan ikat khusus yang
tersusun atas sel yang tertanam di dalam matriks serat organik dan ion
anorganik.
Sel:
a. Osteoblas
adalah sel yang aktif mensistesis matriks tulang. Sel ini distimulasi oleh
hormon pertumbuhan.
b. Osteosit
adalah osteoblas dorman yang di kelilingi oleh matriks.osteosit dapat di
aktifkan kembali ketika tulang cedera.
c. Osteoklas
adalah sel berinti banyak yang membentuk kembali tulang dan melepaskan ion
anorganik (yaitu, kalsium, fosfat) dan komponen organik. Osteoklas di rangsang
oleh hormon paratiroid
Matriks:
a. Matriks
organik terdiri atas serat kolagen dan glikoprotein.
Matriks anorganik terdiri atas ion, bentuk yang terbanyak adalah kalsium fosfat dalam bentuk
kristal yang di sebut hidroksiapatit.
µ Fungsi tulang:
1) Sebagai
alat gerak pasif
2) Tempat
melekatnya otot (fixasi)
3) Melindungi
organ-organ yang viseral yang penting (Protektor)
4) Menegakkan
dan memberi bentuk pada tubuh
5) Tempat
perombakan dan pembentukkan sel darah merah
6) Tempat
penyimpanan garam mineral
Tulang dapat dibedakan berdasarkan jaringan
penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
a.
Tulang
rawan/tulang muda (Cartilago)
Z
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses
osifikasi/penulangan. Cartilago banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat
proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi
oleh cartilago.
Z
Gambar 1 Tulang
rawan
|
zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan
sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan
sifat lentur pada cartilago.
Z Cartilago
dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang
rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium
berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak
mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium banyak mengandung
condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
Cartilago berdasarkan kandungan
matriksnya dibedakan menjadi :
1)
Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut
kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan
kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama
dinding trachea yang berbentuk cincin.
2)
Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut
kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada ruas-ruas
tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum) dan tulang
gelang panggul.
3)
Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna
kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidak akan berubah
menjadi tulang sejati bila manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada
ujung hidung/cuping, saluran eustachius (pada telinga bagian
tengah) dan daun telinga.
b. Tulang
keras/tulang sejati (Osteon)
Ø
Berfungsi :
1) Sebagai
penyusun sistem rangka tubuh.
2) Sebagai
pelindung organ-organ yang vital.
Ø Terbentuk melalui proses :
a.
Gambar 2 Tulang
keras
|
b.
Kalsifikasi Yaitu
proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.
Pembentuk sel tulang sejati disebut
osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang
muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang.
Selaput pelindung tulang sejati disebut periosteum.
Apabila tulang dipotong secara melintang dan dilihat
dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut sistem
Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel tulang dan
matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang membentuk suatu
sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella konsentris atau
lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuan pembuluh darah dan sel saraf.
Selain itu dalam lamella konsentris terdapat rongga/cawan tempat sel tulang
berada yang disebut lakuna. Jika sel tulang telah mati hanya akan nampak
rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil
berupa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan
kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari
pembuluh darah dan sel saraf.
Tulang Berdasarkan bentuknya
dibedakan menjadi : (PIPIPEN)
1) Tulang
pipa/panjang
Struktur:
Ø Umumnya
berbentuk tabung, berongga dan memanjang.
Ø Pada kedua
bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk
berhubungan dengan tulang yang lain.
Ø Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning
dan lemak.
Ø Tulang
pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang
yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut
diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise (tepatnya
lebih mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang
aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah
menulang.
Ø Tulang pipa
dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula,
ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus, dll.
2) Tulang pipih
Struktur:
Ø Berbentuk
gepeng memipih, tipis.
Ø Tersusun
dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang spons.
Ø Rongga
diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.
Ø Tulang pipih
dapat dijumpai pada Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
3) Tulang
pendek
Struktur:
Ø Berbentuk
bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil.
Ø Rongga
tulang pendek berisi sumsum merah.
Ø Dapat
dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os.
Carpal, dll.
Tulang Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
1) Tulang
kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks padat dan rapat. Tidak
dijumpai adanya celah tanpa matriks dalam rongga tulang ini. Dapat
dijumpai pada tulang pipa/tulang panjang.
2) Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki matriks yang tidak padat/berongga.
Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang pendek.
1)
Tulang Axial terdiri
dari :
a.
Tulang Tengkorak :
a)
Tulang dahi =
1 buah
b)
Tulang ubun-ubun = 2 buah
c)
Tulang kepala bagianbelakang = 1 buah
d)
Tulang pelipis =
2 buah
e)
Gambar 3Tengkorak
|
f)
Tulang tapis = 2 buah
g)
Tulang mata = 2 buah
h)
Tulang air
mata = 2 buah
i)
Tulang rongga mata = 2 buah
j)
Tulang pipi = 2 buah
k)
Tulang hidung =
2 buah
l)
Tulang rahang atas = 2 buah
m) Tulang
rahang bawah = 2 buah
n)
Tulang langit-langit = 2 buah
o)
Tulang pangkal lidah = 1 buah
b.
Tulang Pendengaran :
a)
Tulang martil =
2 buah
b)
Tulang landasan = 2 buah
c)
Tulang sanggurdi =
2 buah
c.
Tulang badan :
a)
Tulang leher =
7 ruas
b)
Tulang punggung =
12 ruas
c)
Tulang pinggang =
5 ruas
d)
Gambar 4 Rangka
|
e)
Tulang ekor =4 ruas
(menyatu)
d.
Tulang dada :
a)
Tulang dada bagian hulu = 1 buah
b)
Tulang dada bagian badan = 1 buah
c)
Tulang dada bagian taju pedang= 1buah
e.
Tulang rusuk :
a)
Tulang rusuk sejati =
7 pasang
b)
Tulang rusuk palsu =
3 pasang
c)
Tulang rusuk melayang = 2 pasang
f.
Gambar 5 Tulang
belakang
|
a)
Tulang selangka =
2 buah
b)
Tulang
belikat = 2 buah
g.
Tulang gelang panggul :
a)
Tulang usus =
2 buah
b)
Tulang duduk =
2 buah
c)
Tulang kemaluan =
2 buah
2)
Tulang
Apendikuler/Extremitas
a.
Tulang pergerakan atas :
a)
Gambar 6 Tulang
rusuk
|
b)
Tulang
pengumpil = 2 buah
c)
Tulang hasta = 2 buah
d)
Tulang pergelangan tangan= 2 x 8 buah
e)
Tulang telapak tangan =
2 x 5 buah
f)
Tulang ruas jari tangan = 2 x 14 ruas
b.
Tulang pergerakan bawah :
a)
Gambar 7 Tulang
Pinggul
|
b)
Tulang
tempurung =2 buah
c)
Tulang betis =
2 buah
d)
Tulang kering =
2 buah
e)
Tulang pergelangan kaki = 2 x 7 ruas
f)
Tulang telapak kaki = 2 x 5 buah
g)
Tulang ruas jari kaki =
2 x 14 ruas
¬
Gambar 8 Tulang
pergerakan atas
|
1)
Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
2)
Melindungi
organ-organ tubuh yang vital. seperti otak,
jantung,
paru-paru dan lain sebagainya
3)
Menahan dan menegakkan tubuh.
4)
Tempat pembentukan sel darah.
5)
Tempat melekatnya otot-otot
rangka
6)
Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
7)
Sebagai alat gerak pasif.
8)
Gambar 9 Tulang
pergerakan atas
|
B. PERSENDIAN
(ARTIKULASI)
Merupakan hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada
artikulasi yang dapat memungkinkan untuk pergerakan disebut dengan sendi.
Struktur:
Sendi terdiri atas : tulang sendi, tulang rawan sendi,
membran sinovial, rongga sendi dan kapsul
Membran sinovial menghasilkan minyak sinovial yang
berfungsi untuk memudahkan gerakan
Artikulasi
dapat dibedakkan menjadi :
a. Sinarthrosis (sendi
mati)
Disebut juga dengan sendi mati. Sinarthrosis yaitu hubungan
antara 2 tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak
memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada
hubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
b.
Amfiarthrosis
(sendi kaku)
Disebut juga dengan sendi kaku. Anfiarthrosis yaitu hubungan antara 2
tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan
dengan cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang,
tulang rusuk dengan tulang belakang.
c. Diarthrosis
(sendi gerak)
Disebut juga
dengan sendi hidup. Diarthrosis yaitu
hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau
tidak terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah
persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang
berfungsi sebagai pelumas sendi.
Struktur / bentuknya:
Bonggol sendi, tulang rawan sendi, dan
mangkok sendi yang berisi cairan sendi (sinovial) yang berfungsi sebagai minyak
pelumas.
Diarthrosis
dapat dibedakan menjadi :
a) Sendi engsel
Gambar 10 Sendi
|
Humerus
dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os. Femur dengan
Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b) Sendi
pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal dengan Os.
Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
c) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar
terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os.
Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os.
Cranium.
d) Sendi
peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala
arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os. Scapula dengan Os. Humerus,
hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis virilis.
e) Sendi geser
Yaitu
hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan pada satu bidang saja
atau gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os.
Metatarsal dan ruas-ruas Os. Metacarpal.
f) Sendi
luncur
Yaitu
hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan
(membungkuk) dan ke belakang serta gerakan memutar (menggeliat).
g) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan tulangnya seolah-olah mengitari
tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.
h) Sendi ovoid
Gambar 12
|
Gambar 11
|
Gambar 13
|
Gambar 14
|
Gambar 15
|
Bagian-bagian Sendi :
a.
Sendi-sendi kepala
1) Sendi temporomandibular, antara tulang temporal dan kepala mandibula,
adalah satu-satunya sendi kepala yang bisa bergerak dan uniknya gerakan bisa
terjadi pada tiga bidang : ke atas dan ke bawah, ke depan dn ke belakang, dan
dari sisi ke sisi.
2) Fontanela anterior merupakan fontanela terbesar dan
terletak pada pertemuan dua tulang parietal dengan tulang frontal. Fontanela
ini berbentuk permata dan tidak menutup sempurna sampai usia 15-18 bulan.
3)
Fontanela posterior
terdapat pada pertemuan tulang parietal dengan tulang oksipital.
4)
Fontanela ini berbentuk
segitiga dan menutup beberapa saat setelah bayi lahir.
b. Sendi batang tubuh
Terdapat sejumlah sendi di antara semua vertebra dari servikal kedua sampai
sakrum. Sendi kartilaginosa terdapat di antara badan vertebra, dan sendi
sinovial, di antara lengkung vertebra. Karena jumlah sendi sangat banyak,
kolumna spinalis secara keseluruhan mempunyai gerakan yang cukup bermakna.
Ligamen longitudinal anterior dan posterior membentang dari ujung atas kolumna
spinalis sampai sakrum dan berfungsi memperkuat kolumna. Ligamen-ligamen yang
lain terletak di antara lengkung vertebra.
Di antara tulang iga dan vertebra terdapat sendi
kostovertebral yang memungkinkan gerakan meluncur. Pada sendi sternokostal juga
terjadi gerakan yang sama.
1) Sendi Ekstremitas atas
a) Sendi sternoklavikular, dibentuk oleh ujung sternal klavikula, manubrium
sterni, dan tulang rawan iga pertama. Sendi ini memungkinkan gerakan meluncur
pada klavikula.
b)
Sendi akromioklavikular,
terletak di antara ujung akromial klavikula dan akromion skapula danbiasanya
berhubungan dengan gerakan bahu.
c)
Sendi bahu, adalah sendi
bola dan mangkuk dan merupakan sendi yang paling bebas gerakannya pada tubuh
manusia. Sendi ini dibentuk oleh kepala humerus yang masuk ke dalam mangkuk
glenoid yang kecil dan dangkal. Permukaan sendi ini dilapisi tulang rawan dan
mangkuk glenoid diperbesar dan diperdalam oleh suatu batas fibrokartilago
(labrum glenoid) yang melingkari mangkuk tersebut.
d)
Sendi siku, adalah
kombinasi sendi pelana dan sendi pivot. Terdapat ligamen-ligamen yang kuat di
antara ketiga tulang tersebut dan sebuah ligamen sirkular (ligamen anular) yang
mempertahankan kepala radius pada ceruk radial ulna. Ujung bawah radius juga
membentuk sendi pivot dengan ulna.
e)
Sendi pergelangan tangan,
dibentuk oleh ujung bawah radius dengan tulang-tulang skafoid, lunatum, dan
triquetrum. Bersama dengan sendi-sendi si antara tulang karpalia, dapat
dilakukan gerakan fleksi, ekstensi, aduksi (deviasi ulna), abduksi (deviasi
radius), dan sirkumduksi.
f)
Sendi-sendi
metakarpofalangeus, juga dapat melakukan semua gerakan seperti sendi
pergelangan tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupakan sendi pelana
dan hanya memberi gerakan fleksi dan ekstensi.
2) Sendi Ekstremitas bawah
a)
Sendi sakroiliaka,
merupakan sendi sinovial yang memungkinkan sedikit gerakan rotasi ketika batang
tubuh melakukan fleksi dan ekstensi.
b)
Simfisis pubis, merupakan
sendi tulang rawan yang sangat sedikit gerakannya. Namun, selama masa hamil,
sendi dan ligamen panggul mengendur untuk memungkinkan gerakan yang sedikit
lebih besar.
c)
Sendi pinggul (pangkal
paha), merupakan sendi bola dan mangkuk yang dibentuk oleh kepala femur yang
masuk ke dalam asetabulum yang berbentuk mangkuk. Permukaan sendi ini dilapisi
tulang rawan sendi dan asetabulum (seperti halnya mangkuk glenoid) diperdalam
oleh suatu batas fibrokartilago yang disebut labrum asetabular. Ligamen kepala
femur melekat pada celah kecil kasar (fovea) dekat pusat kepala femur dan
membentang ke asetabulum. Sendi ini memiliki kapsul fibrosa yang kuat dan
banyak ligamen, yang salah satunya ligamen iliofemoral, terletak di depan sendi
dan mencegah ekstensi sendi pinggul melebihi garis lurus terhadap batang tubuh.
d)
Sendi lutut, merupakan
sendi terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini merupakan sendi gabungan: sebuah
sendi kondilar yang terjadi antara kondilus femur dan tibia dan sebuah sendi
plana antara patela dan femur. Sendi ini mempunyai sebuah kapsul fibrosa di
bagian depan struktur yang dimasuki patela dan yang dilapisi membran sinovial.
e) Sendi tibiofibular atas, merupakan sendi plana sinovial yang memungkinkan
sedikit gerakan meluncur sedangkan pada ujung bawah kedua tulang tersebut
terdapat sedikit rotasi fibula ketika sendi pergelangan kaki bergerak.
f) Sendi pergelangan kaki, merupakan sendi pelana yang dibentuk oleh tibia,
fibula, dan talus. Gerakan sendi ini adalah fleksi dan ekstensi yang biasanya disebut
dorsifleksi (mengangkat kaki) dan fleksi plantar (mengangkat tumit).
g) Sendi-sendi antara tulang tarsalia dan antara tarsus dan metatarsus,
merupakan sendi luncur dan gerakannya terbatas. Sendi metatarsofalangeal dan
interfalangeal memungkinkan gerakan yang mirip dengan sendi-sendi pada tangan.
| Gangguan pada tulang dan sendi:
1)
Fisura: retak tulang
2)
Fraktura: patah tulang
3)
Osteoporosis:
pengeroposan tulang
4)
Rakhtiris: tulang
kekurangan vitamin D
5)
Lordosis: bagian
leherdan panggul terlalu membengkok ke depan
6)
Kifosis: bagian punggung
terlalu membengkok ke belakang
7)
Skoliosis: bagian
punggung membengkok ke kanan atau ke kiri
8)
Terkilir/keseleo:
tertariknya ligamen akibat gerakan yang mendadak
9) Artritis: peradngan pada satu atau beberapa sendi
C. ALAT GERAK
AKTIF/OTOT
Struktur:
a.
Tersusun dari Sel-sel otot → serabut
otot → tendon (urat). Otot dalam istilah sehari-hari = daging.
b.
kumpulan dari serat-serat otot yang
bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan ikat yang banyak.
Organisasi dari jaringan ikat ini memungkinkan untuk membedakan kelompok
serat-serat muskuler menjadi kelompok pertama, kelompok kedua, kelompok ketiga
dan kadang sampai kelompok empat.Pada otot besar, kelompok tingkat superior
akan mengelompokkan kelompok dengan tingkat yang lebih rendah (inferior).
Berfungsi Sebagai
alat gerak aktif yang menghasilkan gerak dengan adanya
kontraksi dan relaksasi
Z Jenis otot
berdasarkan bentuk, susunan dan cara kerjanya dibagi dalam 3 jenis :
1.
Otot Polos/Licin (otot tak sadar)
Struktur:
· Bentuknya
polos , bergelondong dengan kedua ujung meruncing.
· Selnya
mempunyai 1 inti yang letaknya ditengah sel.
·
Gambar 16 Otot
|
· Bekerja
diluar kesadaran kita sehingga disebut jaga otot tak sadar.
· Gerakannya
lambat, teratur, terus bekerja meskipun kita sedang tidur / beristirahat dan
tidak cepat lelah
· Terdapat
pada dinding saluran pencernaan dan saluran ekskresi (saluran pembuangan
zat-zat sisa metabolisma pada tubuh)
Fungsi:
Karena otot polos
bekerja di luar kesadaran, biasanya otot polos ada di organ-organ penting, seperti
organ pencernaan, pernafasan, reproduksi, serta organ-organ lainnya kecuali jantung. Otot
polos yang mengatur kontraksi dari kerja organ-organ ini.
2.
Otot
Lurik/Seran Lintang (otot rangka)
Struktur:
· Bentuknya
panjang , silindris dan memiliki garis-garis melintang yang gelap dan terang
berselang-seling seperti kain lurik.
· Selnya
berinti banyak yang letaknya ditepi sel.
· Bekerja
atas perintah otak (dalam kesadaran kita) sehigga disebut juga otot sadar.
· Gerakkannya
cepat, tidak teratur sehingga cepat lelah.
Fungsi:
Gambar 17 Struktur
Otot
|
Terdapat pada anggota gerak dan menempel pada rangka dan bekerja sesuai kesadaran selain mengatur gerak pada tulang otot lurik juga di sebut sebagai alat gerak aktif.
3.
Otot
Jantung (Myocardium)
Struktur:
· Bentuknya
panjang, tetapi tidak silindris dan bercabang-cabang.
· Selnya
berinti banyak dan berada ditengah serabut.
· Bekerja
diluar kesadaran.
· Gerakannya
teratur, terus-menerus dan tidak cepat
lelah.
· Memiliki
keistimewaan karna bentuknya seperti otot lurik tapi bekerjanya seperti otot
polos.
· Terdapat
disekitar jantung dan vena carva
Fungsi:
Otot ini bekerja
di luar kesadaran dan hanya terdapat di miokardium jantung. Otot jantung ini hanya berfungsi
mengatur kontraksi kerja jantung.
Z Berdasarkan cara kerjanya
dibedakan menjadi :
1.
Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/
menimbulkan gerakan yang searah.
2. Otot
antagonis
Yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling berlawanan/bertolak
belakang/tidak searah.
Macamynya :
J
Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor
(membengkokkan).
J
Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor
(mendekati sumbu badan).
J Otot
supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
J
Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator
(gerakan ke atas).
Z Berdasarkan perlekatannya
dibedakan menjadi :
1.
Origo
Yaitu bagian
ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada
saat kontraksi.
2.
Insersio
Yaitu bagian
ujung otot yang melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada
saat kontraksi.
Z
Mekanisme
kerja otot
Z Sifat gerak otot
1.
Berlawanan
/ Antagonis : Otot yang satu berkontraksi, sedang otot lain
berelaksasi.
Contoh :
· Fleksor
dan Ekstensor, yaitu menekuk
dan meluruskan pada gerak otot lengan atas (Bisep & Trisep).
• Abduktor dan Adduktor, yaitu menjauhi dan mendekati tubuh pada gerak
meregangkan jari-jari.
• Depresor dan Elevator, yaitu menurunkan dan mengangkat pada gerak membuka dan menutup mulut .
2.
Bersamaan
/ Sinergis:
Dua otot yang kerjanya bersamaan
Contoh:
• Otot-otot Supinator dan pronator pada lengan
bawah, bekerja sama dalam menggerakkan telapak tangan menelungkup dan menengadah
• Otot-otot antar tulang rusuk, bekerja sama saat terjadi
pengambilan dan penghembusan nafas
Kelainan
pada Otot:
Z Tetanus
kelainan otot yang tegang terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri.
Z Atrofi
otot kelainan yang menyebabkan otot mengecil akibat serangan virus polio atau
karena otot tidak difungsikan lagi untuk bergerak, akibat lumpuh
Z Kaku
leher (stiff) Kelainan yang terjadi karena gerak hentakan yang menyebabkan otot
Trapesius meradang.
Z Kram
kelainan otot yang terjadi karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga
otot menjadi kejang.
Z Keseleo
(terkilir) kelainan otot yang terjadi jika gerak sinergis salah satu otot
bekerja berlawanan arah.
D.
TERJADINYA
PROSES GERAK (GERAK BIAS DAN GERAK REFLEKS)
Gerak merupakan pola
koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh
saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada
pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan
sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak,
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan
terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari
otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian
diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf
penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke
saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan
pintas ini
disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan
atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang misalnya refleks pada lutut.
E. MEKANISME KERJA OTOT SEBAGAI ALAT GERAK
AKTIF
Dari hasil penelitian
dan pengamatan dengan mikroskop elektro dan difraksi sinar X Hansen dan Huxly
(1955) mengemukakan teori kontraksi otot yang di sebut model siding filaments.
Model ini menyatakan
bahwa kontraksi di dasarkan atas dua set filamen di dalam sel otot asetilkolin
menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).kontraksi ini memerlukan energi
pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur diantara miosin ke dalam zona H (Zona
H adalah bagian terang diantara dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot
menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban 1 (pita terang) dan zona H
bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat
mengikat ATP dan menghidrolisnya menjadi ADP. Beberapa energi di lepaskan
dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpanan energi miosin di lepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relasasi. Relaksasi ini mengubah
sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi
rendah dan aktin terpecah setelah molekul baru ATP bergabung dengan ujung
miosin. Kemudian siklus tadi terulang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar