Rabu, 10 September 2014

MAKANAN

MP 1:
MAKANAN
1.    CARA MENGUJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN BERUPA PROTEIN, LEMAK, GLUKOSA, DAN AMILUM
A.       Tujuan Pengamatan
Mengetahui adanya amilum, glukosa, lemak, dan protein pada beberapa bahan makanan.
B.        Alat dan Bahan
J  Alat
1.    15 tabung reaksi
2.    Rak tabung reaksi
3.    Gelas beker
4.    Pipet
5.    Pembakar spiritus
6.    Penjepit tabung reaksi
7.    Lumpang porselin
8.    Spatula/pengaduk
J  Bahan
1.    Kertas buram/kertas tick
2.    Larutan lugol
3.    Larutan benedict (menggunakan fehling A + fehling B)
4.    Larutan biuret
5.    Kacang merah
6.    Keju
7.    Kangkung
8.    Belimbing
9.    Cabe
C.        Langkah dan Cara Kerja
1.    Siapkan alat dan bahan eksperimen yang akan di uji
2.    Tumbuk bahan makanan diatas lumpang porselin sebelum di uji coba. Bahan yang keras seperti kacang merah sebaiknya direbus terlebih dahulu.
3.    Masukkan bahan makanan kedalam tabung reaksi (dengan ketentuan satu jenis bahan makan di masukkan kedalam tabung reaksi untuk menguji kandungan masing-masin amilum, glukosa dan protein).
4.    Uji Amilum
a.    Masukkan bahan makanan kangkung, kacang merah, keju belimbing dan cabe yang sudah di tumbuk/dihaluskan ke dalam tabung reaksi (satu jenis = satu tabung).
b.    Tetesi 2 tetes lugol pada setiap tabung reaksi yang akan di uji amilum.
c.    Amati perubahan warna yang terjadi
d.    Masukkan data pada tabel pengamatan. Lakukan hal tersebut ke dalam semua  bahan makanan tadi
5.    Uji Glukosa
a.    Masukkan bahan makanan kangkung, kacang merah, keju belimbing dan cabe yang sudah di tumbuk/dihaluskan ke dalam tabung reaksi (satu jenis = satu tabung).
b.    Masukkan fehling A + fehling B (benedict) dengan perbandingan 3 : 1.
c.    Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spiritus
d.    Masukkan data kedalam tabel. Lakukan hal tersebut ke dalam semua  bahan makanan tadi.
6.    Uji Protein
a.    Masukkan bahan makanan kangkung, kacang merah, keju belimbing dan cabe yang sudah di tumbuk/dihaluskan ke dalam tabung reaksi (satu jenis = satu tabung).
b.    Masukkan beberapa tetes biuret
c.    Kocok tabung reaksi tersebut sehingga terjadi perubahan warna.
d.    Masukkan data kedalam tabel. Lakukan hal tersebut ke dalam semua  bahan makanan tadi.
7.    Uji Lemak
a.    Siapkan kertas buram
b.    Usap bahan makanan pada kertas buram
c.    Tunggu beberapa saat hingga terjadi perubahan
d.    Masukkan data kedalam tabel. Lakukan hal tersebut ke dalam semua  bahan makanan tadi.
8.    Catatan :
1.    Pada uji amilum : Jika bahan makanan tersebut mengandung amilum akan berwarna ungu, biru tua, hijau gelap, dan hitam. Semakin gelap warna yang di hasilkan maka semakin banyak kandungan amilum yang terdapat pada bahan makanan tersebut.
2.    Pada uji glukosa : jika sebelum dipanaskan berwarna hijau tosak atau biru dan setelah di panaskan berubah menjadi warna merah bata, atau coklat, maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
3.    Pada uji protein : jika warna bahan makanan setelah dikocok berubah menjadi hijau toska atau biru muda berarti bahan makanan tersebut mengandung protein.
4.    Pada uji lemak : jika bahan makanan tersebut telah di gosok ke ke kertas buram dan setelah beberapa detik berubah menjadi transparan berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.
D.       Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari bahan makanan tersebut di rangkum di dalam sebuah tabel.
No.
Bahan Makanan
Menguji Amilum
Menguji Glukosa
Menguji Protein
Menguji Lemak
1.
Kacang Merah
+
+
+
-
2.
Keju
+
-
+
+
3.
Kangkung
+
+
+
-
4.
Belimbing
5.
Cabe
-
+
+
+
Keterangan :
(+)  = terdapat kandungan
(-)   = tidak terdapat kandungan
Pembahasan
Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui kandungan makanan, antara lain :
o  Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat(amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.
o  Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/ warna lembayung.
o  Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada bahan makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna merah bata.
o  Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram mudah menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada kertas buram setelah itu di panaskan di atas pembakar sepritus sehingga kandungan air mudah mongering, jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
E.        Kesimpulan
Dari praktikumyang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Bahan makanan yang mengandung protein jika ditetesi dengan larutan biuret akan berubah wana menjadi ungu.
Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi ungu hingga kehitam-hitaman maka bahan makanan tersebut mengandung amilum.
Jika bahan makanan diteesi larutan fehling A+B kemudian dipanaskan akan berubah warna menjadi orange/jingga maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa
2.    bahan –bahan yang diperlukan dalam makanan dan yang termasuk makanan yang sehat dan seimbang
a.    Air
Air berfungsi untuk melarutkan zat-zat makanan, untuk mengangkut zat-zat makanan dari jaringan yang satu ke jaringan yang lain, serta untuk mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke sistem ekskresi. Oleh karena itu, air merupakan kebutuhan vital.
b.    Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur-unsur C, H, O, N, dan kadangkala mengandung unsur S dan P. Komponen dasar dari protein adalah senyawa organik sederhana yang disebut asam amino. Asam amino dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
·       Asam amino esensial atau asam amino utama: yaitu asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia, sebab sel-sel tubuh manusia tidak mampu mensintesisnya. Yang termasuk asam amino esensial adalah: lisin, triptofan, isoleusin, threonin, histidin, valin, metionin, leusin, dan fenilalanin
·       Asam amino nonesensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh sendiri. Contohnya: alanin, sistein, glisin, prolin, tirosin, dan lain sebagainya.
Protein yang kita butuhkan dapat berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Protein yang berasal dari hewan antara lain telur, susu, keju, dan ikan yang disebut First Class Protein, sebab bahan tersebut mengandung kesepuluh asam amino esensial. 
Protein diperlukan tubuh karena protein tersebut mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
·       membangun sel-sel yang telah rusak
·       membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon
·       membentuk antibodi
·       bahan pembentuk senyawa asam amino lainnya
·       sebagai sumber energi, 1 gram protein menghasilkan 4,1 kalori
c.    Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O. Komponennya adalah asam lemak dan gliserol. 
Fungsi lemak adalah:
·       sebagai penghasil kalori. Satu gram lemak menghasilkan 9,4 kalori
·       sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
·       sebagai pelindung alat-alat tubuh dan sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak adalah makanan yang berasal dari hewan, misalnya: daging, keju, mentega, susu, telur, ikan, dan lain sebagainya. Sedangkan makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung lemak antara lain: kelapa, kacang-kacangan, kemiri, dan lain sebagainya.
d.    Karbohidrat
Unsur penyusun karbohidrat adalah C, H, dan O. Di dalam tubuh karbohidrat berfungsi sebagai:
·       sumber kalori. Setiap satu gram karbohidrat menghasilkan 4,1 kalori
·       bahan penyusun senyawa organik lainnya, seperti protein, dan lipida
·       penjaga keseimbangan asam dan basa
Karbohidrat dapat disimpan di dalam tubuh sebagai glikogen. Karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi utama bagi tubuh kita. Karbohidrat hanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya: beras, jagung, gandum, gula, kentang, umbi-umbian, buah-buahan, dan lain sebagainya.







MP 2:
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DAN HEWAN RUMINANSIA
1.    Struktur dan fungsi alat pencernaan makanan manusia
A.  Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 1, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).
a.    Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
Perhatikan Gambar 4. di samping. Setiap gigi tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
1.   
Gambar 4. Struktur gigi
Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
2.    Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3.    Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagianbagiannya sebagai berikut.
1.    Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2.    Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
3.    Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4.    Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.
Air liur mempunyai berbagai macam fungsi penting, misalnya untuk mengubah pati menjadi gula serta membuat makanan licin dan mudah ditelan. Air liur juga membuat mulut steril, membantu indra pengecapan, dan diperkirakan mengandung zat yang melawan bakteri serta membantu penyembuhan luka.
b.    Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).
c.    Kelenjar Ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 5. agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.
Keterangan :
1.    Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga, menyekresikan ludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).
2.    Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
3.   
Gambar 5. Letak kelenjar ludah
Glandula submandibularis merupakan kelenjar ludah di bawah lidah, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan
 secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.

2.    Kerongkongan (Esofagus)
Gambar 6.Proses gerak bolus secara peristaltik dari kerongkongan menuju lambung
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak
 peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara
bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar 6 berikut.
Tahukah Anda mengapa saat menelan makanan, bolus tidak dapat masuk ke dalam saluran pernapasan Simak Gambar 7. dan penjelasan berikut, untuk mendapatkan jawabannya.
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang
mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung.
Gambar 7. Posisi lidah dan epiglotis selama bernapas (a) dan saat menelan (b)
Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula)
 terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu,
sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis
akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
3.    Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan mengamati Gambar 6, Anda dapat mengetahui bahwa lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a.    Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b.   
Gambar 8. Struktur lambung yang tersusun dari lapisan-lapisan otot
Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c.    Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Lihat Gambar 8.
Gerak peremasan seperti ini dikenal sebagai proses pencernaan secara mekanis. Pencernaan ini disebabkan oleh oto-totot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot polos yang berbentuk memanjang, melingkar, dan serong.
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. 
Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase. Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
1.    Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
2.    Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
3.    Mengubah kelarutan garam mineral.
4.    Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
5.    Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
6.    Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekulmolekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.
Produksi Getah Lambung
Produksi getah lambung dipengaruhi oleh jumlah makanan yang masuk ke lambung serta emosi. Bila makanan yang masuk ke lambung sedikit, produksi HCl sedikit pula. Bila makanan yang masuk ke lambung banyak maka produksi HCl banyak pula. Pada saat seseorang emosi, dapat terjadi jumlah makanan yang masuk sedikit tetapi sekresi HCl berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan selaput lendir lambung, yaitu menimbulkan radang atau ulkus. Jadi, jagalah emosi Anda dan makanlah secara teratur untuk mencegah terjadinya radang lambung.
4.    Usus halus
Gambar 9. Struktur anatomi dan histologi usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a.    duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b.    jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
c.    ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan  empedu, getah pankreas, dan Getah usus.
5.    Usus besar
Gambar 10. Usus besar dan saluran anus

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian
belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih
mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan 
peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus. Lihat Gambar 10.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
2.    proses pencernaan makanan sperti karbohidrat,lemak dan protein
Pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.
Saluran pencernaan manusia dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus.
a.    Pencernaan Karbohidrat
Sebelum karbohidrat diserap oleh tubuh maka karbohidrat dipecah terlebih dahulu menjadi persenyawaan yang lebih sederhana untuk dapat melewati dinding usus. Hasil akhir dari pencernaan karbohidrat adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan monosakarida lainnya. Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen (Suhardjo dan Kusharto, 1992). Rasa dari amilum tidak manis, tersusun atas amilosa 10-20% dan amilopektin 80-90% (Sumardjo, 2008).
Amilum dalam tubuh sebelum diabsorbsi, dihidrolisis menjadi senyawa-senyawa sederhana. Hidrolisa amilum oleh enzim amilase tidak berlangsung secara spontan melainkan bertingkat. Ketika makanan dikunyah, maka makanan akan bercampur dengan saliva (air liur) yang mengandung enzim ptialin (enzim amilase). Di dalam mulut, makanan bercampur dengan amilase yang akan mengubah pati menjadi dekstrin. Umumnya hanya sebagian kecil saja yang dapat dicerna (Suhardjo dan Kusharto, 1992). Amilase saliva pada ludah akan memecah pati menjadi dekstrin dan maltosa. Semakin lama dikunyah, enzim semakin bekerja semakin efektif. Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di usus halus. Pankreas akan mensekresi amilase pankreas ke duodenum dan akan menghidrolisis setiap amilum yang ada menjadi maltosa (James et al., 2006).
Enzim amilase menghidrolisis amilum menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa lainnya. Di lambung, makanan bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung dan di duodenum makanan akan bercampur dengan getah pankreas (Anggorodi, 1994). Molekul amilum yang diubah oleh enzim-enzim tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana, unit yang terdegradasi ini disebut dekstrin. Perubahan akhir dari pencernaan sukrosa menjadi fruktosa dan galaktosa dilakukan oleh enzim intestinal sukrase. Perubahan maltosa menjadi galaktosa dan glukosa oleh enzim intestinal laktase (Wertheim, 1956).
b.    Pencernaan Protein
Protein dicerna menjadi asam amino penyusunnya oleh enzim proteolitik dan peptidase–peptidase yang ada dalam saluran gastrointestinal. Pencernaan protein dimulai dari lambung oleh pepsin pada pH 2–3 (suasana asam) menjadi proteosa dan pepton, lalu tripsin atau kemotripsin yang disekresikan oleh pankreas akan mengubah protein menjadi polipeptida kecil. Asam amino berperan sebagai precursor metabolit. Asam amino didalam mukosa usus sel usus halus di absorbsi, absorbsi asam amino masuk ke vena porta dan masuk ke hati, hati mengatur distribusi asam–asam amino keseluruh tubuh. Protein yang berlebih tidak diperlukan atau sintesis oleh tubuh akan dieksresikan memalui urin dan feses dalam bentuk urea (Montgomery et al., 1993).
c.    Pencernaan lemak
Emulsifikasi lipid yang ada dalam kime berair terjadi dalam duodenum dimana lipid berinteraksi dengan empedu. Bagian empedu yang menyebabkan emulsifikasi adalah asam empedu terkonjugasi, fosfatidilkolin dan kolesterol. Emulsifikasi berguna untuk memasukkan lipid makanan yang sukar larut ke dalam misel campuran (tersusun atas lebih dari satu senyawa). Misel campuran memberikan lingkungan non polar yang sangat sesuai bagi trigliserid dan ester kolesterol di dalam celah struktur miselar dan dengan cara ini berfungsi untuk menghamburkan lipid (Montgomery et al., 1993). Makanan yang mengandung lemak meninggalkan lambung dan masuk ke dalam usus halus, untuk menjalani emulsifikasi (tersuspensi dalam partikel-partikel halus dalam lingkungan air) oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu merupakan senyawa amfifatik (mengandung komponen hidrofobik dan hidrofilik), yang di sintesis di hati dan disekrisikan melalui kandung empedu ke dalam lumen usus (Almatsier, 2003).
3.    struktur ,fungsi dan proses pencernaan hewan ruminansia
1.    Organ pencernaan pada hewan ruminansia yaitu :
o   Rongga Mulut ( cavum oris )
o   Kerongkongan (esophagus)
o   Lambung (ventrikulus)
o   Usus Halus ( intestinum)
o   Usus besar (colon)
o   Rectum dan Anus
2.    Gigi  pada hewan ruminansia yaitu :
o   Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.
o   Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
o   Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar. Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.
3.    Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar(berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.
4.    Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan yaitu:
o   Rumen (perut besar/perut urat daging),
o   Retikulum (perut jala),
o   Omasum (perut buku),
o   Abomasum (perut kelenjar/perut masam).
5.    Rumen (perut besar) berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan.
6.    Retikulum (perut jala) berfungsi sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen.
7.    Omasum (perut buku) berfungsi sebagai grinder, fermentasi, filtering, absorpsi.
8.    Obamasum berfungsi untuk mencegah digesta yang ada di obomasum kembali ke omasum.
9.    Obamasum terdiri dari 3 bagian yaitu :
o   Kardia           : sekresi mucus
o   Fundika         : pepsinogen, renin, HCl, mucus
o   Pilorika          : sekresi mukus
10.              Usus halus (intestinum) berfungsi pencernaan enzimatis dan absorpsi
11.              Kedalam usus halus masuk 4 sekresi yaitu cairan duodenum, cairan empedu, cairan pancreas dan cairan usus
12.              Usus besar (colon) berbentuk tabung berstruktur sederhana
13.              Fungsi usus besar yaitu fermentasi oleh mikroba
14.              Proses pencernaan pada hewan ruminansia Makanan masuk ke rumen dan mengalami pembusukan oleh mikrorganisme.Makanan akan didorong ke retikulum, kemudian diaduk-aduk hingga dihasilkangumpalan-gumpalan ksasar(bolus). Bolus akan didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lagi. Bolus yang sudah dikunyah kemudian masuk ke dalam omasum dimana makanan lebih dihaluskan lagi. Makanan kemudian masuk ke abomasum dan dicerna secara kimiawi.
Ruminansia / Memamh Biah - Secara umum, alur proses pencernaan makanan manusia dan hewan ruminansia (pemamah biak) tidak jauh berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada susunan gigi dan struktur lambungnya saja. Alat-alat pencernaan hewan ruminansia meliputi rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Makanan masuk pertama kali melalui rongga mulut. Di dalam rongga mulut, makanan dikunyah oleh gigi dan dicampur dengan air ludah. Giginya memiliki susunan 16 buah gigi seri yang berfungsi sebagai penjepit makanan; 12 buah gigi geraham depan (premolar) dan 12 buah gigi geraham belakang (molar) yang berfungsi untuk memamah makanan. Sementara gigi taringnya sudah dimodifi kasi untuk menggigit dan memotong tumbuhan. Di antara gigi seri dan gigi geraham terdapat celah yang disebut diastema. Fungsinya sebagai tempat menjulurkan lidah saat mengambil tumbuhan atau dedaunan. Perhatikan Gambar 1. dan Gambar 2.

Dari rongga mulut, makanan masuk melalui kerongkongan (esofagus) menuju lambung. Lambung ruminansia seperti sapi dan kambing berbeda dengan lambung manusia. Lambung ruminansia terbagi menjadi empat bagian, yakni rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Lihat Gambar 3.
Gambar 3. Hewan ruminansia memiliki lambung yang terdiri empat b (a) dan struktur gigi pada hewan ruminansia (b)
Gambar 1. Struktur gigi hewan ruminansia


Saat makanan masuk ke dalam lambung, pertama kali menuju rumen. Rumen berfungsi untuk menampung makanan sementara. Di dalamnya terjadi proses pembusukan dan fermentasi oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan protozoa. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi selulosa menjadi glukosa dan bentuk lainnya ini berasal bakteri genus Cyptophaga dan Bacterium, sementara protozoa nya adalah genus Flagellata, seperti Cypromonas subtitis. Selanjutnya, makanan yang berasal dari rumen akan menuju retikulum. Pada bagian ini, makanan tersebut dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Sewaktu beristirahat, hewan ruminansia seringkali mulutnya mengunyah. Ini dilakukan karena bolus dari retikulum dikeluarkan kembali menuju rongga mulut. Dari rongga mulut, makanan masuk kembali menuju omasum dan diteruskan ke abomasum (perut sebenarnya). Di dalam abomasum, makanan dicerna seperti halnya pada lambung manusia yakni secara kimiawi.
Setelah dicerna dalam abomasum, makanan menuju usus halus. Di dalam usus halus, sari-sari makanan diserap oleh pembuluh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa pencernaan makanannya diteruskan menuju rektum yang selanjutnya dibuang melalui anus. Proses pencernaan hewan ruminansia berbeda dengan hewan memamah biak yang lain seperti kuda, kelenci, atau marmut. Perbedaannya terletak pada proses pengunyahan makanan yang tidak dilakukan dua kali. Selain itu, proses fermentasi selulosanya berlangsung di sekum (usus buntu), bukan di rumen. Sementara, beberapa hewan pengerat seperti kelinci memiliki bakteri pengurai selulosa di usus besar, bukan di lambung.
4.    Perbedaan sistem pencernaan makanan manusia dan hewan ruminansia
a.    Gigi seri berfungsi untuk menjepit makanan berupa rumput atau tumbuhan
b.    Geraham belakang(molare) besar, datar dan lebar
c.    Rahang bergerak menyamping untuk menggilas makanan
d.    Struktur lambung ada empat yaitu
1.    Rumen.
Berfungsi untuk mencampur makanan dengan bubur serta difermentasikan oleh bakteri labung secara anaerob, mengabsorpsi lemak.
2.    Reticulum
Berfungsi mengubah bahan makanan menjadi gumpalan kecil.
3.    Omasum.
Terdapat pencernaan secara mekanik
4.    Abomasum
Mensekretkan asam dan enzim untuk menangkap kembali zat makan yang telah digunakan oleh bakteri simbiosis, menghancurkan zat makanan melalui proses fermentasi, membantu mengubah ure menjadi ammonia menjadi asam amino
e.    Pada ususnya hidup bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme yang membantu membusukan sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa. Bakteri dalam usu menghasilkan vitamin terutama vitamin B.
5.    berbagai penyakit pada sistem pencernaan makanan manusia
a.         Parotitis, yaitu infeksi pada kelenjar parotis. Biasanya disebut penyakit gondong.
b.        Xerostomia, yaitu produksi air liur yang sangat sedikit.
c.         Maag, karena kelebihan HCl dalam lambung
d.        Ulkus, gejala maag yang akut karena terjadi luka pada dinding lambung
e.         Diare, merupakan kelainan karena menurunnya proses reabsorbsi air pada kolon sehingga faeces berbentuk cair
f.         Disentri, infeksi karena bakteri atau amuba sehingga penderita mengeluarkan faeces cair bercampur darah dan nanah
g.         Sembelit, kelainan karena proses reabsorbsi air pada kolon terlalu banyak sehingga faeces menjadi padat dan sulit untuk dikeluarkan
h.        Apendisitis, yaitu adanya infeksi pada usus buntu.
i.          Peritonitis, yaitu terjadinya peradangan pada selaput dinding rongga tubuh.
j.          “Salah cerna”, yaitu gangguan merangsang lambung karena terlalu banyak makan cabe dan minum alkohol. Rasa nyeri yang timbul disebut kolik.
6.    cara menghindari gangguan sistem pencernaan
a.    Makan banyak serat setiap hari
Serat tidak hanya kunci untuk menjaga pencernaan, tetapi penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Sayangnya, makanan sehari-hari seringkali termasuk, junk food, daging merah, dan makanan yang tinggi lemak yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Diet tinggi serat merupakan bagian penting dari makanan sehat, selain membantu pencernaan, juga dapat membantu mencegah diabetes, penyakit jantung koroner, wasir, kanker kolorektal, dan penyakit lainnya. Hindari makanan yang dapat menyebabkan kembung atau gas, termasuk brokoli, kacang panggang, kubis, kembang kol, dan minuman berkarbonasi.
Jika intoleransi laktosa sebaiknya menghindari produk susu atau mengambil enzim laktase untuk membantu pencernaan. Selain itu, sebaiknya juga minum banyak air, karena dapat melumasi makanan di saluran pencernaan, membantu melarutkan mineral, vitamin, dan nutrisi sehingga lebih mudah diserap, dan supaya tinja lebih lunak untuk mencegah sembelit.
b.    Mengunyah makanan dengan cukup
Mengunyah merupakan salah satu bagian yang paling penting dari pencernaan, namun mungkin justru yang paling terlupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan, namun juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung dan usus kecil untuk mulai melepaskan enzim pencernaan.
c.    Berolahraga secara teratur dan menghindari stres
Selain membantu mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga juga dapat membantu pencernaan. Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam Gastroenterology and Hepatology journal telah menunjukkan bahwa, aktivitas fisik benar-benar dapat membantu mengurangi masalah pencernaan. Stres di sisi lain dapat memiliki efek negatif pada pencernaan.
d.    Jangan terlalu sering menggunakan antasida
Asam di perut membantu tubuh mencerna makanan, namun dalam beberapa kasus asam dapat kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sensasi terbakar dari gangguan pencernaan. Ketika hal tersebut terjadi, orang sering mengonsumsi antasida yang bekerja dengan menetralkan asam lambung. Namun, bila terlalu sering digunakan, antasida dapat menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan terhadap infeksi bakteri.
e.    Suplemen enzim pencernaan
Enzim pencernaan yang berasal dari sumber tanaman dapat membantu mempromosikan pencernaan yang baik dan bahkan meningkatkan penyerapan gizi. Dalam kasus di mana orang yang kurang cukup enzim pencernaan karena pola makan yang buruk dan kesehatan, mengkonsumsi suplemen enzim dapat mengurangi gejala gangguan pencernaan dan sakit perut.
Bahkan pada pria sehat, dengan enzim ekstra dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan. Sebuah enzim pencernaan yang baik berisi campuran amilase, lipase, selulase (untuk mencerna serat tanaman), dan protease. Enzim-enzim tersebut merupakan berbagai enzim kunci untuk mencapai pencernaan yang lebih baik dari banyak makanan.



Enzim-enzim yang terdapat pada pencernaan manusia
Saluran Pencernaan
Nama enzim dan fungsinya
Mulut (Kelenjar Ludah/Saliva)
Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
Lambung (Kelenjar Lambung)
Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
Pankreas (Saluran Pankreas)
Enzim Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya.
Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Usus (Kelenjar Usus)
Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pangkreas
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar