MP 1:
MAKANAN
1.
CARA MENGUJI
KANDUNGAN ZAT MAKANAN BERUPA PROTEIN, LEMAK, GLUKOSA, DAN AMILUM
A.
Tujuan Pengamatan
Mengetahui adanya
amilum, glukosa, lemak, dan protein pada beberapa bahan makanan.
B.
Alat dan Bahan
J Alat
1.
15 tabung reaksi
2.
Rak tabung reaksi
3.
Gelas beker
4.
Pipet
5.
Pembakar spiritus
6.
Penjepit tabung
reaksi
7.
Lumpang porselin
8.
Spatula/pengaduk
J Bahan
1.
Kertas buram/kertas
tick
2.
Larutan lugol
3.
Larutan benedict
(menggunakan fehling A + fehling B)
4.
Larutan biuret
5.
Kacang merah
6.
Keju
7.
Kangkung
8.
Belimbing
9.
Cabe
C.
Langkah dan Cara
Kerja
1.
Siapkan alat dan
bahan eksperimen yang akan di uji
2.
Tumbuk bahan
makanan diatas lumpang porselin sebelum di uji coba. Bahan yang keras seperti
kacang merah sebaiknya direbus terlebih dahulu.
3.
Masukkan bahan
makanan kedalam tabung reaksi (dengan ketentuan satu jenis bahan makan di
masukkan kedalam tabung reaksi untuk menguji kandungan masing-masin amilum,
glukosa dan protein).
4.
Uji Amilum
a.
Masukkan bahan
makanan kangkung, kacang merah, keju belimbing dan cabe yang sudah di
tumbuk/dihaluskan ke dalam tabung reaksi (satu jenis = satu tabung).
b.
Tetesi 2 tetes
lugol pada setiap tabung reaksi yang akan di uji amilum.
c.
Amati perubahan
warna yang terjadi
d.
Masukkan data pada
tabel pengamatan. Lakukan hal tersebut ke dalam semua bahan makanan
tadi
5.
Uji Glukosa
a.
Masukkan bahan
makanan kangkung, kacang merah, keju belimbing dan cabe yang sudah di
tumbuk/dihaluskan ke dalam tabung reaksi (satu jenis = satu tabung).
b.
Masukkan fehling A
+ fehling B (benedict) dengan perbandingan 3 : 1.
c.
Panaskan tabung
reaksi diatas pembakar spiritus
d.
Masukkan data
kedalam tabel. Lakukan hal tersebut ke dalam semua bahan makanan
tadi.
6.
Uji Protein
a.
Masukkan bahan
makanan kangkung, kacang merah, keju belimbing dan cabe yang sudah di
tumbuk/dihaluskan ke dalam tabung reaksi (satu jenis = satu tabung).
b.
Masukkan beberapa
tetes biuret
c.
Kocok tabung reaksi
tersebut sehingga terjadi perubahan warna.
d.
Masukkan data
kedalam tabel. Lakukan hal tersebut ke dalam semua bahan makanan
tadi.
7.
Uji Lemak
a.
Siapkan kertas
buram
b.
Usap bahan makanan
pada kertas buram
c.
Tunggu beberapa
saat hingga terjadi perubahan
d.
Masukkan data
kedalam tabel. Lakukan hal tersebut ke dalam semua bahan makanan
tadi.
8.
Catatan :
1.
Pada uji amilum :
Jika bahan makanan tersebut mengandung amilum akan berwarna ungu, biru tua,
hijau gelap, dan hitam. Semakin gelap warna yang di hasilkan maka semakin
banyak kandungan amilum yang terdapat pada bahan makanan tersebut.
2.
Pada uji glukosa :
jika sebelum dipanaskan berwarna hijau tosak atau biru dan setelah di panaskan
berubah menjadi warna merah bata, atau coklat, maka bahan makanan tersebut
mengandung glukosa.
3.
Pada uji protein :
jika warna bahan makanan setelah dikocok berubah menjadi hijau toska atau biru
muda berarti bahan makanan tersebut mengandung protein.
4.
Pada uji lemak :
jika bahan makanan tersebut telah di gosok ke ke kertas buram dan setelah
beberapa detik berubah menjadi transparan berarti bahan makanan tersebut
mengandung lemak.
D.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari bahan
makanan tersebut di rangkum di dalam sebuah tabel.
No.
|
Bahan Makanan
|
Menguji Amilum
|
Menguji Glukosa
|
Menguji Protein
|
Menguji Lemak
|
1.
|
Kacang Merah
|
+
|
+
|
+
|
-
|
2.
|
Keju
|
+
|
-
|
+
|
+
|
3.
|
Kangkung
|
+
|
+
|
+
|
-
|
4.
|
Belimbing
|
||||
5.
|
Cabe
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Keterangan :
(+) = terdapat kandungan
(-) =
tidak terdapat kandungan
Pembahasan
Pada kegiatan
praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui kandungan
makanan, antara lain :
o Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan
mengandung karbohidrat(amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol
menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti
makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.
o Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji
kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah
bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/ warna lembayung.
o Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji
kandungan glokusa pada bahan makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan
warna merah bata.
o Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak.
Karena kertas buram mudah menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian
ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada
kertas buram setelah itu di panaskan di atas pembakar sepritus sehingga
kandungan air mudah mongering, jika ada noda transparan maka bahan makanan
tersebut mengandung lemak.
E.
Kesimpulan
Dari praktikumyang
telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Bahan makanan yang
mengandung protein jika ditetesi dengan larutan biuret akan berubah wana
menjadi ungu.
Jika bahan makanan
ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi ungu hingga
kehitam-hitaman maka bahan makanan tersebut mengandung amilum.
Jika bahan makanan
diteesi larutan fehling A+B kemudian dipanaskan akan berubah warna menjadi
orange/jingga maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa
2.
bahan –bahan yang diperlukan dalam makanan dan yang termasuk
makanan yang sehat dan seimbang
a. Air
Air berfungsi untuk
melarutkan zat-zat makanan, untuk mengangkut zat-zat makanan dari jaringan yang
satu ke jaringan yang lain, serta untuk mengangkut sisa metabolisme dari
jaringan ke sistem ekskresi. Oleh karena itu, air merupakan kebutuhan vital.
b. Protein
Protein adalah senyawa
organik kompleks yang tersusun atas unsur-unsur C, H, O, N, dan kadangkala
mengandung unsur S dan P. Komponen dasar dari protein adalah senyawa organik
sederhana yang disebut asam
amino. Asam amino dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
·
Asam amino
esensial atau asam amino
utama: yaitu asam amino yang sangat diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan
dari luar tubuh manusia, sebab sel-sel tubuh manusia tidak mampu
mensintesisnya. Yang termasuk asam amino esensial adalah: lisin, triptofan,
isoleusin, threonin, histidin, valin, metionin, leusin, dan fenilalanin
·
Asam amino
nonesensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh sendiri.
Contohnya: alanin, sistein, glisin, prolin, tirosin, dan lain sebagainya.
Protein yang kita
butuhkan dapat berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Yang berasal dari hewan
disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati. Protein yang berasal dari hewan antara lain telur, susu, keju, dan ikan
yang disebut First Class
Protein, sebab bahan tersebut mengandung kesepuluh asam amino
esensial.
Protein diperlukan tubuh
karena protein tersebut mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
·
membangun sel-sel yang telah rusak
· membentuk antibodi
· bahan pembentuk
senyawa asam amino lainnya
· sebagai sumber
energi, 1 gram protein menghasilkan 4,1 kalori
c. Lemak
Lemak adalah senyawa
organik yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O. Komponennya adalah asam
lemak dan gliserol.
Fungsi lemak adalah:
·
sebagai penghasil kalori. Satu gram lemak menghasilkan 9,4 kalori
·
sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
·
sebagai pelindung alat-alat tubuh dan sebagai pelindung tubuh dari
suhu rendah
Bahan makanan yang banyak
mengandung lemak adalah makanan yang berasal dari hewan, misalnya: daging,
keju, mentega, susu, telur, ikan, dan lain sebagainya. Sedangkan makanan dari
tumbuhan yang banyak mengandung lemak antara lain: kelapa, kacang-kacangan,
kemiri, dan lain sebagainya.
d. Karbohidrat
Unsur penyusun
karbohidrat adalah C, H, dan O. Di dalam tubuh karbohidrat berfungsi sebagai:
·
sumber kalori. Setiap satu gram karbohidrat menghasilkan 4,1
kalori
·
bahan penyusun senyawa organik lainnya, seperti protein, dan
lipida
·
penjaga keseimbangan asam dan basa
Karbohidrat dapat
disimpan di dalam tubuh sebagai glikogen. Karbohidrat dan lemak merupakan
sumber energi utama bagi tubuh kita. Karbohidrat hanya berasal dari
tumbuh-tumbuhan, misalnya: beras, jagung, gandum, gula, kentang, umbi-umbian,
buah-buahan, dan lain sebagainya.
MP 2:
SISTEM PENCERNAAN
MAKANAN PADA MANUSIA DAN HEWAN RUMINANSIA
1.
Struktur dan fungsi alat
pencernaan makanan manusia
A.
Mulut
|
a.
Gigi
Perhatikan Gambar 4. di samping. Setiap gigi tertanam dalam
rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri atas
bagian-bagian berikut.
1.
Gambar 4. Struktur gigi
|
2. Akar gigi (radix)
merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3. Leher gigi (colum)
merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan
bagianbagiannya sebagai berikut.
1.
Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi.
Email merupakan struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan
3% bahan organik.
2.
Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun
atas zat dentin.
3.
Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di
pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4.
Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.
Air liur mempunyai berbagai macam fungsi penting,
misalnya untuk mengubah pati menjadi gula serta membuat makanan licin
dan mudah ditelan. Air liur juga membuat mulut steril, membantu
indra pengecapan, dan diperkirakan mengandung zat yang
melawan bakteri serta membantu penyembuhan luka.
b.
Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk
membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar
berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta
sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa
makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa.
Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi
dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar
lendir (mukosa).
c.
Kelenjar
Ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga
mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan
glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 5. agar
Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut.
1.
Glandula parotis merupakan kelenjar ludah di dekat telinga,
menyekresikan ludah yang mengandung enzim ptialin (amilase).
2.
Glandula submaksilaris merupakan kelenjar ludah di samping
rahang atas, menyekresikan ludah yang mengandung air dan lendir.
3.
Gambar 5. Letak kelenjar ludah
|
Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan
secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut.
Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah
berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan
menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim
amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula
sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan
dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus
ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
2.
Kerongkongan (Esofagus)
Gambar 6.Proses gerak bolus
secara peristaltik dari kerongkongan menuju lambung
|
peristaltik dapat terjadi karena adanya
kontraksi otot secara
bergantian pada
lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak
bolus di dalam kerongkongan menuju lambung dapat diamati pada Gambar 6
berikut.
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang
mulut
(atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung.
Gambar 7. Posisi lidah
dan epiglotis selama bernapas (a) dan saat menelan (b)
|
terangkat ke atas dan menutup saluran
hidung. Sementara itu,
sewaktu makanan
bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis
akan menutup sehingga
makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke
kerongkongan.
3.
Lambung
a.
Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang
berbatasan dengan esofagus.
b.
Gambar 8. Struktur
lambung yang tersusun dari lapisan-lapisan otot
|
c.
Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus
halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan
terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka
bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat
otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat
berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-otot ini
berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur
bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Lihat Gambar 8.
|
Gerak peremasan seperti ini dikenal sebagai proses
pencernaan secara mekanis. Pencernaan ini disebabkan oleh
oto-totot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot
polos yang berbentuk memanjang, melingkar, dan serong.
Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah
lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding
lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung
menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi
asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat
dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung
mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri
atas air.
Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung
dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan
lipase. Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
1. Mengaktifkan beberapa
enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah
menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi
proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
2. Menetralkan sifat
alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
3. Mengubah kelarutan
garam mineral.
4. Mengasamkan lambung
(pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung
bersama bolus.
5. Mengatur membuka dan
menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
6. Merangsang sekresi
getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein
atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat
merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah
molekul-molekul protein menjadi molekulmolekul peptida. Sementara itu,
lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui
suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot
ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus
sedikit demi sedikit.
Produksi Getah
Lambung
Produksi getah lambung dipengaruhi oleh jumlah
makanan yang masuk ke lambung serta emosi. Bila makanan yang
masuk ke lambung sedikit, produksi HCl sedikit pula. Bila makanan
yang masuk ke lambung banyak maka produksi HCl banyak pula.
Pada saat seseorang emosi, dapat terjadi jumlah makanan yang
masuk sedikit tetapi sekresi HCl berlebihan. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan selaput lendir lambung,
yaitu menimbulkan radang atau ulkus. Jadi, jagalah emosi Anda
dan makanlah secara teratur untuk mencegah terjadinya
radang lambung.
4.
Usus halus
Gambar 9. Struktur
anatomi dan histologi usus halus
|
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a.
duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b.
jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
c.
ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung
molekul-molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul
protein yang telah dicernakan di lambung, molekul-molekul lemak yang belum
dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati
dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara
itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul
asam amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol
dan asam lemak.
Pencernaan makanan
yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam
enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati,
pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus
mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di
dalam usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan
empedu, getah pankreas, dan Getah usus.
5.
Usus besar
|
Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian
belakang dengan
gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih
mengandung banyak air
dan garam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam
mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon
ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari.
Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan
dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan
B12. Selanjutnya dengan gerakan
peristaltik, zat-zat
sisa ini terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan
yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati
anus. Lihat Gambar 10.
Defekasi diawali dengan
terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang
disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi
rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya
defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah
selesai dengan sempurna.
2.
proses pencernaan makanan sperti karbohidrat,lemak dan
protein
Pencernaan
mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya proses
pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
Dan proses
pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat
kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia
dalam tubuh. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar),
dan pankreas.
Saluran pencernaan
manusia dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis),
kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus
besar (kolon), dan anus.
a.
Pencernaan Karbohidrat
Sebelum karbohidrat
diserap oleh tubuh maka karbohidrat dipecah terlebih dahulu menjadi
persenyawaan yang lebih sederhana untuk dapat melewati dinding usus. Hasil akhir
dari pencernaan karbohidrat adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan
monosakarida lainnya. Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen
(Suhardjo dan Kusharto, 1992). Rasa dari amilum tidak manis, tersusun atas
amilosa 10-20% dan amilopektin 80-90% (Sumardjo, 2008).
Amilum dalam tubuh
sebelum diabsorbsi, dihidrolisis menjadi senyawa-senyawa sederhana. Hidrolisa
amilum oleh enzim amilase tidak berlangsung secara spontan melainkan
bertingkat. Ketika makanan dikunyah, maka makanan akan bercampur dengan saliva
(air liur) yang mengandung enzim ptialin (enzim amilase). Di dalam mulut,
makanan bercampur dengan amilase yang akan mengubah pati menjadi dekstrin.
Umumnya hanya sebagian kecil saja yang dapat dicerna (Suhardjo dan Kusharto,
1992). Amilase saliva pada ludah akan memecah pati menjadi dekstrin dan
maltosa. Semakin lama dikunyah, enzim semakin bekerja semakin efektif. Sebagian
besar pencernaan karbohidrat terjadi di usus halus. Pankreas akan mensekresi
amilase pankreas ke duodenum dan akan menghidrolisis setiap amilum yang ada
menjadi maltosa (James et al., 2006).
Enzim amilase
menghidrolisis amilum menjadi maltosa dan polimer-polimer glukosa lainnya. Di
lambung, makanan bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung dan di
duodenum makanan akan bercampur dengan getah pankreas (Anggorodi, 1994).
Molekul amilum yang diubah oleh enzim-enzim tersebut menjadi senyawa yang lebih
sederhana, unit yang terdegradasi ini disebut dekstrin. Perubahan akhir dari
pencernaan sukrosa menjadi fruktosa dan galaktosa dilakukan oleh enzim
intestinal sukrase. Perubahan maltosa menjadi galaktosa dan glukosa oleh enzim
intestinal laktase (Wertheim, 1956).
b.
Pencernaan Protein
Protein dicerna
menjadi asam amino penyusunnya oleh enzim proteolitik dan peptidase–peptidase
yang ada dalam saluran gastrointestinal. Pencernaan protein dimulai dari
lambung oleh pepsin pada pH 2–3 (suasana asam) menjadi proteosa dan pepton,
lalu tripsin atau kemotripsin yang disekresikan oleh pankreas akan mengubah
protein menjadi polipeptida kecil. Asam amino berperan sebagai precursor
metabolit. Asam amino didalam mukosa usus sel usus halus di absorbsi, absorbsi
asam amino masuk ke vena porta dan masuk ke hati, hati mengatur distribusi
asam–asam amino keseluruh tubuh. Protein yang berlebih tidak diperlukan atau
sintesis oleh tubuh akan dieksresikan memalui urin dan feses dalam bentuk urea
(Montgomery et al., 1993).
c.
Pencernaan lemak
Emulsifikasi lipid yang ada dalam kime berair terjadi dalam duodenum dimana
lipid berinteraksi dengan empedu. Bagian empedu yang menyebabkan emulsifikasi
adalah asam empedu terkonjugasi, fosfatidilkolin dan kolesterol. Emulsifikasi
berguna untuk memasukkan lipid makanan yang sukar larut ke dalam misel campuran
(tersusun atas lebih dari satu senyawa). Misel campuran memberikan lingkungan
non polar yang sangat sesuai bagi trigliserid dan ester kolesterol di dalam
celah struktur miselar dan dengan cara ini berfungsi untuk menghamburkan lipid
(Montgomery et al., 1993). Makanan yang mengandung lemak meninggalkan lambung
dan masuk ke dalam usus halus, untuk menjalani emulsifikasi (tersuspensi dalam
partikel-partikel halus dalam lingkungan air) oleh garam-garam empedu.
Garam-garam empedu merupakan senyawa amfifatik (mengandung komponen hidrofobik
dan hidrofilik), yang di sintesis di hati dan disekrisikan melalui kandung
empedu ke dalam lumen usus (Almatsier, 2003).
3.
struktur ,fungsi dan proses pencernaan hewan ruminansia
1. Organ pencernaan pada hewan ruminansia yaitu :
o
Rongga Mulut ( cavum oris )
o
Kerongkongan (esophagus)
o
Lambung (ventrikulus)
o
Usus Halus ( intestinum)
o
Usus besar (colon)
o
Rectum dan Anus
2. Gigi pada hewan ruminansia yaitu :
o
Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai
untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.
o
Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
o
Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan
lebar. Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan
dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung
melalui esofagus.
3. Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga
mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus
pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar(berdilatasi).
Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.
4. Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan yaitu:
o
Rumen (perut besar/perut urat daging),
o
Retikulum (perut jala),
o
Omasum (perut buku),
o
Abomasum (perut kelenjar/perut masam).
5. Rumen (perut
besar) berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan.
6. Retikulum (perut jala) berfungsi sebagai penahan partikel pakan pada saat
regurgitasi rumen.
7. Omasum (perut buku) berfungsi sebagai grinder, fermentasi, filtering,
absorpsi.
8. Obamasum berfungsi untuk mencegah digesta yang ada di obomasum kembali ke
omasum.
9. Obamasum terdiri dari 3 bagian yaitu :
o
Kardia :
sekresi mucus
o
Fundika :
pepsinogen, renin, HCl, mucus
o
Pilorika :
sekresi mukus
10.
Usus halus (intestinum) berfungsi pencernaan enzimatis
dan absorpsi
11.
Kedalam usus halus masuk 4 sekresi yaitu cairan
duodenum, cairan empedu, cairan pancreas dan cairan usus
12.
Usus besar (colon) berbentuk tabung berstruktur
sederhana
13.
Fungsi usus besar yaitu fermentasi oleh mikroba
14.
Proses pencernaan pada hewan ruminansia Makanan
masuk ke rumen dan mengalami pembusukan oleh mikrorganisme.Makanan akan
didorong ke retikulum, kemudian diaduk-aduk hingga dihasilkangumpalan-gumpalan
ksasar(bolus). Bolus akan didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lagi. Bolus
yang sudah dikunyah kemudian masuk ke dalam omasum dimana makanan lebih dihaluskan
lagi. Makanan kemudian masuk ke abomasum dan dicerna secara kimiawi.
Dari rongga mulut, makanan masuk melalui kerongkongan (esofagus) menuju
lambung. Lambung ruminansia seperti sapi dan kambing berbeda dengan
lambung manusia. Lambung ruminansia terbagi menjadi empat bagian, yakni
rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Lihat Gambar 3.
Gambar 3. Hewan ruminansia memiliki lambung yang terdiri empat b
(a) dan struktur gigi pada hewan ruminansia (b)
|
Gambar 1. Struktur
gigi hewan ruminansia
|
Saat makanan masuk ke dalam lambung, pertama kali menuju rumen. Rumen
berfungsi untuk menampung makanan sementara. Di dalamnya terjadi proses
pembusukan dan fermentasi oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri
dan protozoa. Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi selulosa
menjadi glukosa dan bentuk lainnya ini berasal bakteri genus Cyptophaga
dan Bacterium, sementara protozoa nya adalah genus Flagellata, seperti
Cypromonas subtitis. Selanjutnya, makanan yang berasal dari rumen akan
menuju retikulum. Pada bagian ini, makanan tersebut dibentuk menjadi
gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Sewaktu beristirahat,
hewan ruminansia seringkali mulutnya mengunyah. Ini dilakukan
karena bolus dari retikulum dikeluarkan kembali menuju rongga mulut. Dari rongga
mulut, makanan masuk kembali menuju omasum dan diteruskan ke abomasum
(perut sebenarnya). Di dalam abomasum, makanan dicerna seperti halnya pada
lambung manusia yakni secara kimiawi.
Setelah dicerna dalam abomasum, makanan menuju usus halus. Di dalam
usus halus, sari-sari makanan diserap oleh pembuluh darah untuk diedarkan
ke seluruh tubuh. Sisa pencernaan makanannya diteruskan menuju rektum yang
selanjutnya dibuang melalui anus. Proses pencernaan hewan ruminansia
berbeda dengan hewan memamah biak yang lain seperti kuda, kelenci, atau
marmut. Perbedaannya terletak pada proses pengunyahan makanan yang tidak
dilakukan dua kali. Selain itu, proses fermentasi selulosanya berlangsung
di sekum (usus buntu), bukan di rumen. Sementara, beberapa hewan pengerat
seperti kelinci memiliki bakteri pengurai selulosa di usus besar, bukan di
lambung.
4.
Perbedaan sistem pencernaan makanan manusia dan hewan
ruminansia
a.
Gigi seri berfungsi
untuk menjepit makanan berupa rumput atau tumbuhan
b.
Geraham
belakang(molare) besar, datar dan lebar
c.
Rahang bergerak
menyamping untuk menggilas makanan
d.
Struktur lambung
ada empat yaitu
1.
Rumen.
Berfungsi untuk
mencampur makanan dengan bubur serta difermentasikan oleh bakteri labung secara
anaerob, mengabsorpsi lemak.
2.
Reticulum
Berfungsi mengubah
bahan makanan menjadi gumpalan kecil.
3.
Omasum.
Terdapat pencernaan
secara mekanik
4.
Abomasum
Mensekretkan asam
dan enzim untuk menangkap kembali zat makan yang telah digunakan oleh bakteri
simbiosis, menghancurkan zat makanan melalui proses fermentasi, membantu
mengubah ure menjadi ammonia menjadi asam amino
e.
Pada ususnya hidup
bakteri yang merupakan simbiosis mutualisme yang membantu membusukan sel
tumbuhan yang tersusun atas selulosa. Bakteri dalam usu menghasilkan vitamin
terutama vitamin B.
5.
berbagai penyakit pada sistem pencernaan makanan manusia
a.
Parotitis, yaitu infeksi pada kelenjar parotis. Biasanya disebut penyakit gondong.
b.
Xerostomia, yaitu produksi air liur yang sangat sedikit.
c.
Maag, karena kelebihan HCl dalam lambung
d.
Ulkus, gejala maag yang akut karena terjadi luka pada dinding lambung
e.
Diare, merupakan kelainan karena menurunnya proses reabsorbsi air pada kolon
sehingga faeces berbentuk cair
f.
Disentri, infeksi karena bakteri atau amuba sehingga penderita mengeluarkan faeces
cair bercampur darah dan nanah
g.
Sembelit, kelainan karena proses reabsorbsi air pada kolon terlalu banyak sehingga
faeces menjadi padat dan sulit untuk dikeluarkan
h.
Apendisitis, yaitu adanya infeksi pada usus buntu.
i.
Peritonitis, yaitu terjadinya peradangan pada selaput dinding rongga tubuh.
j.
“Salah cerna”, yaitu gangguan merangsang lambung karena terlalu banyak
makan cabe dan minum alkohol. Rasa nyeri yang timbul disebut kolik.
6. cara menghindari gangguan sistem
pencernaan
a. Makan banyak serat
setiap hari
Serat
tidak hanya kunci untuk menjaga pencernaan, tetapi penting untuk kesehatan
secara keseluruhan. Sayangnya, makanan sehari-hari seringkali termasuk, junk
food, daging merah, dan makanan yang tinggi lemak yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
Diet
tinggi serat merupakan bagian penting dari makanan sehat, selain membantu
pencernaan, juga dapat membantu mencegah diabetes, penyakit jantung koroner,
wasir, kanker kolorektal, dan penyakit lainnya. Hindari makanan yang dapat
menyebabkan kembung atau gas, termasuk brokoli, kacang panggang, kubis, kembang
kol, dan minuman berkarbonasi.
Jika
intoleransi laktosa sebaiknya menghindari produk susu atau mengambil enzim
laktase untuk membantu pencernaan. Selain itu, sebaiknya juga minum banyak air,
karena dapat melumasi makanan di saluran pencernaan, membantu melarutkan
mineral, vitamin, dan nutrisi sehingga lebih mudah diserap, dan supaya tinja
lebih lunak untuk mencegah sembelit.
b. Mengunyah makanan
dengan cukup
Mengunyah
merupakan salah satu bagian yang paling penting dari pencernaan, namun mungkin
justru yang paling terlupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan,
namun juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung dan usus kecil untuk
mulai melepaskan enzim pencernaan.
c. Berolahraga secara
teratur dan menghindari stres
Selain
membantu mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga juga dapat membantu
pencernaan. Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam Gastroenterology and
Hepatology journal telah menunjukkan bahwa, aktivitas fisik benar-benar dapat
membantu mengurangi masalah pencernaan. Stres di sisi lain dapat memiliki efek
negatif pada pencernaan.
d. Jangan terlalu sering
menggunakan antasida
Asam
di perut membantu tubuh mencerna makanan, namun dalam beberapa kasus asam dapat
kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sensasi terbakar dari gangguan
pencernaan. Ketika hal tersebut terjadi, orang sering mengonsumsi antasida yang
bekerja dengan menetralkan asam lambung. Namun, bila terlalu sering digunakan,
antasida dapat menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan terhadap infeksi
bakteri.
e. Suplemen enzim
pencernaan
Enzim
pencernaan yang berasal dari sumber tanaman dapat membantu mempromosikan
pencernaan yang baik dan bahkan meningkatkan penyerapan gizi. Dalam kasus di
mana orang yang kurang cukup enzim pencernaan karena pola makan yang buruk dan
kesehatan, mengkonsumsi suplemen enzim dapat mengurangi gejala gangguan
pencernaan dan sakit perut.
Bahkan
pada pria sehat, dengan enzim ekstra dapat membantu menjaga kesehatan
pencernaan. Sebuah enzim pencernaan yang baik berisi campuran amilase, lipase,
selulase (untuk mencerna serat tanaman), dan protease. Enzim-enzim tersebut
merupakan berbagai enzim kunci untuk mencapai pencernaan yang lebih baik dari
banyak makanan.
Enzim-enzim yang terdapat pada pencernaan manusia
Saluran
Pencernaan
|
Nama enzim dan
fungsinya
|
Mulut (Kelenjar
Ludah/Saliva)
|
Enzim
Ptialin (Amilase) berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
|
Lambung (Kelenjar
Lambung)
|
Enzim
Renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein
Enzim
Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan
polipeptida
|
Pankreas (Saluran
Pankreas)
|
Enzim
Karbohidrase Pankreas berfungsi untuk mencerna amilum menjadi
maltosa atau disakarida lainnya.
Enzim Lipase
Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Enzim
Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
|
Usus (Kelenjar
Usus)
|
Enzim
Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk
mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam
saluran pangkreas
Enzim
Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim
Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim
Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim
Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim
Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar